MAKALAH MASYARAKAT DESA DAN MASYARAKAT KOTA
‘MAKALAH MASYARAKAT
DESA DAN MASYARAKAT KOTA’
PENDAHULUAN.....................................................................1
DAFTAR ISI............................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................3
1.2 Rumusan Masalah
..................................................................4
BAB II
1.3Landasan teori ..............................................................................5
A).Masyarakat.............................................................................6
B).Masyarakat Pedesaan (masyarakat
tradisional)...............7
* Pengertian desa / pedesaan...................................8
* Ciri – ciri masyarakat desa....................................9
C).Massyarakat Perkotaan....................................................10.
* Pengertian kota / perkotaan...................................11
* Ciri –ciri masyarakat perkotaan.........................12
D).Perbedaan masyarakat Desa &
Perkotaan....................13
* Ciri – ciri membedakan desa dan kota......................14
E).Urbanisasi.........................................................................15
* Sebab – sebab Urbanisasi.....................................16
* HaL – HaL PUSH FACTOR..........................................17
* HaL – HaL PULL FACTOR............................................18
F).Mobilitas
SosiaL..............................................................19
BAB III
1.4
PEMBAHASAN ........................................................................20
A).Pembangunan Desa......................................................21
B).Hakikat dan sifat masyarakat
pedesaan...........................22
C).Hubungan masyarakat desa dengan kota.............................23
D).Akibat
URBANISASI....................................................24
* Dampak di
Kota dan Desa.........................................25
* Faktor pendorong
mobilitas sosial.................................26
a). Faktor
Struktural....................................................27
b). Faktor
individu...................................................28
c). Faktor ekonomi............................................29
d). Faktor
PoLitik..................................................30
e). Faktor kependudukan ( Demografi
)...................31
f). Faktor penghambat
mobilitas sosial.........................32
BAB IV PENUTUP
1.5 KESIMPULAN..........................................................................33
1.6 SARAN...............................................................................34
1.1 . LaTar
BeLakang MasaLah
Banyak alasan pentingnya membicarakan masyarakat pedesaan dan
masyarakat perkotaan. Selain belum ada kesepakatan umum tentang keberadaan
masyarakat desa sebagai suatu pengertian yang baku,juga kalau dikaitkan dengan
pembangunan yang orientasinya banyak dicurahkan kepedesaan,maka pedesaan
memiliki arti tersendiri dalam kajian struktur sosial atau kehidupanya. Dalam
keadaan desa yang “sebenarnya”,desa masih dianggap sebagai standard pemelihara
system kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli seperti tolong menolong,
keguyuban, persaudaraan, gotong-royong, kesenian, kepribadian dalam berpakaian,
adat-istiadat, kehidupan moral-susila, dan lain-lain.
Orang kota
membayangkan bahwa desa ini merupakan tempat orang bergaul dengan
rukun,tenang,selaras,dan akur.Akan tetapi justru dengan berdekatan itulah mudah
terjadi konflik atau persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan
sehari-hari, hal tanah, perbedaan antara kaum muda dan tua dan lain-lain.
Melihat dari
berbagai aspek yang ada, baik kita lihat secara langsung atau melalui media informasi,
baik cetak maupun media elektronik, bahwa betapa fenomena hidup yang ada pada
masyarakat pedesaan mulai mengalami pergeseran nilai, norma serta adat
istiadat yang tidak lagi dihiraukan oleh
banyak penduduk desa yang ingin merasa kehidupannya berubah, baik ekonomi
maupun status sosialnya. Pernyataan-pernyataan inilah yang ingin kami bahas
dalam makalah yang ringkas dan singkat ini.
1.2 .
Perumusan MasaLah ?
1. Mengapa pembangunan banyak dicurahkan
kepedesaan?
2. Bagaimanakah hakikat dan sifat masyarakat
pedesaan?
3. Bagaimanakah hubungan masyarakat desa
dengan masyarakat kota?
4. Apakah akibat dari urbanisasi?
5. Apakah faktor-faktor Pendorong dan
Penghambat Mobilitas Sosial
1.3. LANDASAN
TEORI
1.A. Masyarakat
Dalam Bahasa Inggris disebut Society,
asal katanya Socius yang berarti “kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya saling
bergaul ini tentu karena ada bentuk – bentuk akhiran hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia
sebagai pribadi melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan
sosial yang merupakan kesatuan.
Menurut R.Linton ; Seorang
ahli antropologi mengemukakan,bahwa masyarakat adalah setiap kelompok
manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerjasama,sehingga meraka ini dapat
mengorganisasikan dirinya berfikir tentang dirinya dalam satu kesatuan sosial
dengan batas-batas tertentu.
Sedangkan
Selo Sumarjan mengatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama, yang menghasilkan kebudayaan.
Mengingat
banyaknya definisi masyarakat, maka dapat diambil kesimpulan, bahwa masyarakat
adalah:
a. Manusia yang
hidup bersama.
b. Bercampur
untuk waktu yang lama.
c. Mereka sadar
bahwa mereka merupakan suatu kesatuan.
d. Mereka
merupakan suatu sistem hidup bersama
1.B. Masyarakat
Pedesaan (masyarakat tradisional)
a). Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut Sutardjo Kartohadi Kusuma
mengemukakan bahwa: Desa adalah
suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan
tersendiri.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004
disebutkan pengertian
desa sebagai kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat
setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b). Ciri-ciri masyarakat desa
Adapun yang menjadi cirri-ciri masyarakat pedesaan antara lain :
a)
Di dalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
b)
mendalam dan erat
bila di bandingkan dengan masyarakat pedesaan lainya di luar batas-batas
wilayahnya.
c)
Sistem kehidupan
umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
d)
Sebagian besar
warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
e)
Masyarakat
tersebut homogen seperti dalam hal mata pencarian , agama, adat istiadat, dsb.
1.C. Masyarakat Perkotaan
a). Pengertian kota/perkotaan
Kota menurut definisi
universal adalah
sebuah area urban yang berbeda dari desa ataupun kampung berdasarkan
ukuranya,kepadatan penduduk,kepentingan atau status hukum. Beberapa definisi (secara
etimologis) “kota”dalam
bahasa lain yang agak tepat dengan pengertian ini,seperti dalam bahasa Cina,kota artinya dinding dan dalam bahasa
Belanda kuno,tuiin,bisa berarti pagar.Jadi dengan demikian kota adalah
batas.Selanjutnya masyarakat perkotaan sering disebut juga urban community,
Pengertian masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat-sifat kehidupanya serta
cirri-ciri kehidupanya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan.
b). Ciri-ciri mmasyarakat kota
Ada
beberapa ciri- ciri yamg menonjol pada
masyarakat kota yaitu:
a)
Kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
b)
Orang kota pada
umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung padaorang lain.
c)
Pembagian kerja
diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata.
d)
Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota daripada
warga desa.
e)
Jalan pikiran
rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan,menyebabkan bahwa
interaksi-interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada factor kepentingan
daripada factor pribadi.
f)
Perubahan-perubahan
social tampak dengan nyata di kota-kota,sebab masyarakat kota biasanya lebih
terbuka dalam menerima hal-hal baru.
g)
Jalan kehidupan
cepat, faktor waktu sangat penting.
1.D. Perbedaan Masyarakat Desa dan
Masyarakat Kota
Ada beberapa
ciri yang dapat digunakan sebagai petunjuk untuk membedakan antara desa dan
kota, antara lain sebagai berikut :
a)
Kota memiliki
penduduk yang jumlahnya lebih banyak dibandingkan desa.
b)
Lingkungan hidup
di pedesaan sangat jauh berbeda dengan diperkotaan, Lingkungan pedesaan terasa
lebih dekat dengan alam bebas,udaranya bersih,sinar matahari cukup dan lain
sebagainya.Sedangkan dilingkungan perkotaan yang sebagian besar dilapisi beton
dan aspal,bangunan-bangunan menjulang tinggi dan pemukiman yang padat.
c)
Kegiatan utama
penduduk desa berada di sector ekonomi primer yaitu bidang agraris(pertanian).
d)
Corak kehidupan
social di desa dapat dikatakan masih homogin(satu jenis),sebaliknya di kota
sangat heterogin(beraneka ragam) karena disana saling bertemu berbagai suku
bangsa,agama,kelompok dan masing-masing memiliki kepentingan yang berlainan.
e)
Sistem pelapisan
social di kota jauh lebih kompleks daripada di desa.
f)
Mobilitas
(kemampuan bergerak) social di kota jauh lebih besar daripada di desa.
g)
Bila terjadi pertentangan,di
usahakan untuk dirukunkan,karena memang prinsip kerukunan inilah yang menjiiwai
hubungan sosial pada masyarakat pedesaan.
h)
Jumlah angkatan
kerja yang tidak mempunyai pekerjaan tetap di pedesaan jauh lebih besar
daripada di perkotaan.
1.E.Urbanisasi
Urbanisasi yaitu suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota
atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya
masyarakat perkotaan. (soekanto,1969:123 ).
v Sebab-sebab Urbanisasi:
a)
Faktor-faktor
yang mendorong penduduk desa untuk meninggalkan daerah kediamannya (Push
factors).
b)
Faktor-faktor
yang ada dikota yang menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap dikota
(pull factors).
v HaL – haL yang termasuk push
factor antara lain :
a)
Lapangan kerja di
desa kurang.
b)
Tempat rekreasi
tidak ada.
c)
Penduduk desa,
terutama kaum muda, merasa tertekan oleh oleh adat istiadat yang ketat sehingga
mengakibatkan suatu cara hidup yang monoton.
d)
Didesa tidak
banyak kesempatan untuk menambah ilmu pengetahuan.
e)
Kegagalan panen
yang disebabkan oleh berbagai hal, seperti banjir, serangan hama, kemarau
panjang, dsb. Sehingga memaksa penduduk desa untuk mencari penghidupan lain
dikota.
v HaL – hal yang termasuk pull factor
antara lain :
a)
Penduduk desa
kebanyakan beranggapan bahwa dikota
banyak pekerjaan dan lebih mudah untuk mendapatkan penghasilan
b)
Dikota lebih
banyak kesempatan untuk mengembangkan usaha kerajinan rumah menjadi industri
kerajinan.
c)
Pendidikan
terutama pendidikan lanjutan, lebih banyak dikota dan lebih mudah didapat.
d)
Kota dianggap
mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan
dengan segala macam kultur manusianya.
e)
Kota memberi kesempatan untuk menghindarkan
diri dari kontrol sosial yang ketat atau untuk mengangkat diri dari posisi
sosial yang renda, (Soekanti, 1969 : 124-125 ).
1.F. Mobilitas Sosial
Mobilitas sosial adalah gerak dalam struktur sosial yaitu pola-pola tertentu
yang mengatur organisasai suau kelompok
sosial. Struktur sosial mencangkup sifat-sifat hubungan individu dalam kelompok
dan hubungan individu dengan kelompoknya(Soekanto,1999).
Mobilitas
sosial dapat diklasifikasikan ke dalam 3
jenis:
a)
Mobilitas Vertikal
Mobilitas Sosial Vertikal adalah perpindahan individu atau
objek sosial lain dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lain yang
tidak sederajat. Mobilitas sosial vertikal mengubah derajat kedudukan seseorang
atau objek sosial lain.
v Mobilitas Sosial Vertikal ini terdiri
dari 2 kategori:
a.
Yang
naik(social-climbing)
b.
Yang
turun(social-sinking)
b)
Mobilitas Horizontal
Mobilitas Sosial HorizontaL adalah peralihan individu atau objek
sosial lain dari suatu kelompok sosial ke kelompok lainnya yang sederajat.
Contoh: Seseorang yang beralih
kewarganegaraan, beralih pekerjaan yang sederajat.
c)
Mobilitas geografis
Mobilitas Sosial geografis adalah mobilitas yang mengacu pada
pergerakan suatu kelompok dari satu daerah geografis kedaera geografis lain.
1.4. PEMBAHASAN
1.a Pembangunan Desa
Dalam UU Nomor 32 Tahun
2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan bagian
vital bagi keberadaan bangsa Indonesia. Vital karena desa merupakan satuan
terkecil dari bangsa ini yang menunjukkan keragaman Indonesia. Selama ini
terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan
eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak bisa
ditawar dan tak bisa dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.
Memang
hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan desa
mengedepankan sederet tujuan mulia, seperti mengentaskan rakyat miskin,
mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat,
memberikan layanan sosial desa, sehingga memperdayakan masyarakat dan membuat
pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek diatas
kertas.
Karena pada
kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan, yang keuntungannya
direguk oleh aktor yang melaksanakan pembangunan di desa tersebut : bisa elit
kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Di desa, pembangunan fisik menjadi indikator
keberhasilan pembangunan. Karena itu, Program Pengembangan Kecamatan (PPK)
yang ada sejak tahun 2000 dan secara teoritis memberi kesempatan pada desa
untuk menentukan arah pembangunan dengan menggunakan dana PPK, orientasi
penggunaan dananyapun lebih untuk pembangunan fisik. Bahkan, di Sumenep
(Madura), karena kuatnya peran kepala desa (disana disebut klebun) dalam
mengarahkan dana PPK untuk pembangunan fisik semata, istilah PPK sering
dipelesetkan menjadi proyek para klebun.
Menyimak
realitas diatas, memang benar bahwa yang selama ini terjadi sesungguhnya adalah
“Pembangunan di desa” dan bukan
pembangunan untuk, dari dan oleh desa.
Desa adalah unsur bagi tegak dan eksisnya
sebuah bangsa (nation) bernama Indonesia. Kalaupun derap pembangunan merupakan
sebuah program yang diterapkan sampai kedesa-desa, alangkah baiknya jika
menerapkan konsep :”Membangun desa, menumbuhkan kota”. Konsep ini, meski sudah
sering dilontarkan oleh banyak kalangan, tetapi belum dituangkan ke dalam buku
yang khusus dan lengkap. Inilah tantangan yang harus segera dijawab.
1.b Hakikat dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Seperti di kemukakan para ahli atau sumber bahwa masyarakat
Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian yang
bersifat agraris atau bercocok tanam. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya
di pandang atau dinilai secara sepintas oleh orang-orang kota sebagai
masyarakat yang rukun,tenang ,selaras, akur dan damai. Akan tetapi sebetulnya
ketenangan masyarakat pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu, yang
oleh Ferdinand Tonies di istilahkan dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban).
Hal yang sebenarnya ada justru dengan berdekatan itulah mudah terjadi konflik
atau persaingan yang bersumber dari peristiwa kehidupan sehari-hari, hal tanah,
perkawinan,perbedaan antara kaum muda dan tua serta antara pria dan wanita.
Bayangan bahwa desa tempat ketentraman pada konstelasi tertentu ada benarnya,
akan tetapi yang nampak justru bekerja keraslah yang merupakan syarat pokok
agar dapat hidup di desa.
1.c Hubungan Masyarakat Desa dengan Kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komonitas yang
terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan dalam keadaan yang wajar diantara
keduanya terdapat hubungan yang erat. Bersifat ketergantungan, karena diantara
mereka saling membutuhkan. Kota tergantung pada desa dalam memenuhi kebutuhan
warganya akan bahan bahan pangan seperti beras, sayur-mayur , daging dan ikan.
Desa juga merupakan sumber tenaga kasar bagi jenis-jenis
pekerjaan tertentu dikota. Misalnya saja buruh bangunan dalam proyek-proyek
perumahan. Proyek pembangunan atau perbaikan jalan raya atau jembatan dan
tukang becak. Mereka ini biasanya adalah pekerja pekerja musiman. Pada saat
musim tanam mereka, sibuk bekerja di sawah. Bila pekerjaan dibidang pertanian
mulai menyurut, sementara menunggu masa panen mereka merantau ke kota terdekat
untuk melakukan pekerjaan apa saja yang tersedia. Sebaliknya, kota menghasilkan
barang-barang yang juga diperlukan oleh
orang desa seperti bahan-bahan pakaian, alat dan obat pembasmi hama pertanian,
minyak tanah, obat-obatan untuk memelihara kesehatan dan transportasi.
Hal inilah yang membuat kawasan perkotaan menjadi
tumpang-tindih dengan kawasan perdesaan, nampaknya persoalan tersebut
sederhana, bukankah telah ada alat transportasi, pelayanan kesehatan, fasilitas
pendidikan, pasar, dan rumah makan dan lain sebagainya, yang mempertemukan
kebutuhan serta sifat kedesaan dan kekotaan.
Hubungan
kota-desa cenderung terjadi secara alami yaitu yang kuat akan menang, karena
itu dalam hubungan desa-kota, makin besar suatu kota makin berpengaruh dan
makin menentukan kehidupan perdesaan.
Secara teoristik,
kota merubah atau paling mempengaruhi desa melalui beberapa cara, seperti:
a. Ekspansi kota ke desa, atau boleh
dibilang perluasan kawasan perkotaan dengan merubah atau mengambil kawasan
perdesaan. Ini terjadi di semua kawasan perkotaan dengan besaran dan kecepatan
yang beraneka ragam;
b. Invasi kota , pembangunan kota baru
seperti misalnya Batam dan banyak kota baru sekitar Jakarta merubah perdesaan
menjadi perkotaan. Sifat kedesaan lenyap atau hilang dan sepenuhnya diganti
dengan perkotaan;
c. Penetrasi kota ke desa, masuknya
produk, prilaku dan nilai kekotaan ke desa. Proses ini yang sesungguhnya banyak
terjadi;
d. ko-operasi kota-desa, pada umumnya
berupa pengangkatan produk yang bersifat kedesaan ke kota.
Dari keempat
hubungan desa-kota tersebut kesemuanya diprakarsai pihak dan orang kota. Proses
sebaliknya hampir tidak pernah terjadi, oleh karena itulah berbagai
permasalahan dan gagasan yang dikembangkan pada umumnya dikaitkan dalam
kehidupan dunia yang memang akan mengkota.
1.e.Akibat Urbanisasi
Hubungan antara desa dan kota bersifat timbal balik dalam
arti baik desa maupun kota keduanya saling mempengaruhi. Salah satu wujud
hubungan masyarakat desa dan masyarakat kota adalah urbanisasi. Selanjutnya
proses urbanisasi akan menimbulkan dampak lebih jauh lagi baik di desa maupun
di kota.
v Dampak di kota
Adanya
urbanisasi yang besar-besaran akan memberikan dampak yang kurang baik di kota,
antara lain:
a. Terbentuknya suburbanisasi
* Sub urbanisasi adalah tempat-tempat pemukiman
baru di pinggiran kota yang diakibatkan oleh perluasan kota.
b. Makin meningkatnya tuna karya atau
pengangguran
* Banyak
sekali masyarakat desa yang datang ke kota tanpa bekal yang cukup atau
ketrampilan yang memadai sehingga dikotapun tidak mendapatkan pekerjaan. Hal
ini semakin menambah pengangguran dikota.
c. Makin meningkatnya kejahatan dan
kriminalitas.
* Karena
pengangguran makin meningkat, sementara kebutuhan hidup makin mendesak banyak
orang yang menghalalkan segala cara untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Contoh:
Pencurian, penipuan, perampokan dll.
d. Pertambahan penduduk kota yang pesat menimbulkan masalah perumahan.
v Dampak di desa
Dampak urbanisasi tidak hanya terjadi di masyarakat kota
saja. Tapi juga sangat berpengaruh bagi
masyarakat desa tempat para urban berasla. Adapun dampaknya antara lain:
a.
Berkurangnya tenaga terampil dan terdidik di desa.
b.
Produktivitas pertanian di desa menurun.
c.
Meningkatnya tindak kriminalitas di kota menyebabkan penduduk kota mulai
mengurangi
penduduk desa yang masuk.
d.
Meningkatnya pengangguran di kota dan juga di desa.
e. Sepinya
penduduk desa, menyebabkan berkurangnya penduduk
f.
Faktor-faktor Pendorong dan Penghambat Mobilitas Sosial
v Faktor Pendorong Mobilitas Sosial
a). Faktor Struktural
Faktor struktural adalah jumlah relatif dari kedudukan
tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Adapun
yang termasuk dalam cakupan faktor struktural adalah sebagai berikut :
a) Struktur Pekerjaan Disetiap
masyarakat terdapat beberapa kedudukan tinggi dan rendah yang harus diisi oleh
anggota masyarakat yang bersangkutan
b) Perbedaan Fertilitas Setiap
masyarakat memiliki tingkat ferilitas (kelahiran) yang berbeda-beda. Tingkat
fertilitas akan berhubungan erat dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai
kedudukan tinggi atau rendah.
c) Ekonomi Ganda Suatu negara mungkin
saja menerapka sistem ekonomi ganda (tradisional dan modern), contoh nya di
negara-negara Eropa barat dan Amerika. Hal itu tentu akan berdampak pada jumlah
pekerjaan, baik yang bersetatus tinggi naupun rendah.
b). Faktor Individu
Faktor individu adalah kualitas seseorang , baik
ditinjau dari segi tingkat pendidikan, penampilan, maupun keterampilan pribadi.
Faktor Individu meliputi :
a) Perbedaan Kemampauan Setiap individu
memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Mereka yang cakap mempunyai kesempatan
dalam mobilitas sosial.
b) Orientasi Sikap terhadap mobilitas
Banyak cara yang di lakukan oleh para individu dalam meningkatka prospek
mobilitas sosialnya, antara lain melalui pedidikan, kebiasaan kerja, penundaan
kesenangan, dan memperbaiki diri.
c) Faktor kemujuran Walaupun seseorang
telah berusaha keras dalam mencapai tujuannya, tetapi kadang kala mengalami
kegagalan.
c). Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi dapat menjadi pendorong
terjadinya mobilitas sosial. Orang yang hidup dalam keadaan ekonomi yang serba
kekurangan, misalnya daerah tempat tinggal nya tandus dan kekurangan SDA,
kemudian berpindah tempat ke tempat yang lain atau ke kota besar. Secara
sosiologis mereka dikatakan mengalami mobilitasi.
d). Faktir Politik
Situasi Politik dapat menyebabkan
terjadinya mobilitas sosial suatu masyarakat dalam sebuah negara. Keadaan
negara yang tidak menentu akan mempengaruhi situasi keamanan yang bisa
mengakibatkan terjadinya mobilitas manusia ke daerah yang lebih aman.
e). Faktor Kependudukan
(Demografi)
Faktor kependudukan biasanya menyebabkan
mobilitas dalam arti geografik. Di satu pihak, pertambahan jumlah penduduk yang
pesa mengakibatkan sempitnya tempat permukiman, dan di pihak lain kemiskinan
yang semakin merajalela. Keadaan demikian yang membuat sebagian warga
masyarakat mencari tempat kediaman lain.
v Faktor penghambat mobilitas sosial
Ada beberapa
faktor penting yang justru menghambat mobilitas sosial. Faktor-faktor penghambat
itu antara lain sebagai berikut :
a.
Kemiskinan
Faktor ekonomi dapat membatasi mobilitas sosial. Bagi masyarakat miskin, mencapai
status sosial tertentu merupakan hal sangat sulit
b.
Diskriminasi
Kelas Sistem kelas terturup dapat menghalangi mobilitas ke atas, terbukti denga
adanya pembatasab keanggotaan suatu orgnisasi tertentu dengan berbagai syarat
dan ketentuan. seperti yang terjadi di Afrika Selatan di masa lalu, dimana ras
berkulit putih berkuasa dan tidak memberi kesempatan kepada mereka yang
berkulit hitam untuk dapat duduk bersama-sama di pemerintahan sebagai penguasa.
Sistem ini disebut Apharteid dan dianggap berakhir ketika Nelson Mandela,
seorang kulit hitam, terpilih menjadi presiden Afrika Selatan
c.
Perbedaan
Ras dan Agama Dalam sistem kelas tertutup dapat memungkinkan terjadinya
mobilitas vertikal ke atas. Dalam agama tidak dibenarka seseorang dengan
sebebas-bebasnya dan sekehendak hatinya berpindah-pindah agama sesuai
keinginannya.
d.
Perbedaan
jenis kelamin (Gender) Dalam masyarakat, pria di pandang lebih tinggi
derajatnya dan cenderung menjadi lebih mobil daripada wanita. Perbedaan ini
mempengaruh dala mencapai prestasi, kekuasaan, status sosial, dan
kesempatan-kesempatan dalam masyarakat.
e.
Faktor
Pengaruh Sosialisasi yang Sangat kuat Sosialisasi yang sangat atau terlampau
kuat dalam suatu masyarakat dapat menghambat proses mobilitas sosial. Terutama
berkaitan dengan nilai-nilai dan adat yang berlaku.
1.5.Kesimpulan..
Manusia menjalani
kehidupan didunia ini tidaklah bisa hanya mengandalkan dirinya sendiri
dalam artian butuh bantuan dan pertolongan orang lain , maka dari itu manusia
disebut makhluk sosial, Oleh karena itu kehidupan bermasyarakat hendaklah
menjadi sebuah pendorong atau sumber
kekuatan untuk mencapai cita-cita kehidupan yang harmonis, baik itu kehidupan
didesa maupun diperkotaan. Tentunya itulah harapan kita bersama, tetapi
fenomena yang terjadi sekarang ini, jauh sekali dari harapan, kesenjangan
Sosial, yang kaya makin Kaya dan yang
Miskin tambah melarat , mutu pendidikan yang masih rendah, orang mudah sekali
membunuh saudaranya hanya karena hal sepele saja, dan masih banyak lagi
fenomena kehidupan tersebut diatas yang kita rasakan bersama, mungkin juga
fenomena itu ada pada lingkungan dimana kita tinggal.
Fenomena-fenomena yang terjadi diatas tidak hanya terjadi
dikota saja, ternyata problem yang tidak jauh beda ada didesa, yang kita sangka
adalah tempat yang aman, tenang dan
berakhlak (manusiawi), ternyata telah
tersusupi oleh kehidupan kota yang serba boleh dan bebas itu disatu pihak
masalah urbanisasi menjadi masalah serius bagi kota dan desa, karena masyarakat
desa yang berurbanisasi menjadikan sumber daya manusia yang produktif di desa
menjadi berkurang yang membuat sebuah desa tak maju bahkan cenderung
tertinggal.
1.6.SARAN..
Masyarakat pedesaan merupakan wilayah yang masih agraris dan
lingkungannya yang masih alamiyah, oleh karena itu sebaiknya kealamian
lingkungan tersebut harus tetap terjaga sebab lingkungan yang masih alami
memiliki udara yang sejuk. Selain itu, masyarakat desa juga memiliki rasa
persaudaraan yang erat, sebaiknya penduduk desa selalu menjaga kerukunan
bersama.
Masyarakat kota yang modern dengan berbagai alat tekhnologi
yang canggih, alangkah baiknya jika memanfaatkan alat-alat tersebut dengan baik
tanpa ada penyalahgunaan. Seperti penyalah gunaan pada internet, sehingga
banyak terjadi suatu kejadian yang tidak diinginkan.
“Terima kasih sudah membacanya dan
maaf kalo ada yang kurang jelas dan kalian mengerti tentang Makalah saya
Mengenai MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN..”
Komentar
Posting Komentar