tugas Pengantar Lingkungan hidup
NAMA : ALAN DARMA SAPUTRA
KELAS : 2IB05
NPM : 10414720
TEKNIK ELEKTRO
PENGANTAR LINGKUNGAN HIDUP
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………................................1
DAFTAR ISI
……………………………………………..................................................1
BAB I PENDAHULUAN .........,.......................................................................................2
a)
Latar Belakang........................................................…….....……………….................2
b)
Rumusan Masalah .....…….…………………….........................…………................3
c) Tujuan Penulisan ……......…………............................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
A. Asas – Asas pengetahuan
Lingkungan…………………………………………………3
a) Pengertian
Ekologi dan ilmu Lingkungan Hidup secara umum................................4
b) Pengertian
Ekologi dan ilmu lingkungan menurut para ahli.....................................4
c) Perbedaan
Ekologi dan ilmu
lingkungan...................................................................5
d) Asas – asas pengetahuan
lingkungan.........................................................................5
B. Sumber daya Alam..........................................................................................................6
a) Pengertian
sumber daya alam....................................................................................6
b) Sumber daya alam
di indonesia.................................................................................7
c) Sumber daya alam
dan pertumbuhan ekonomi..........................................................7
d) Pemanfaatan sumber
daya alam hayati dan non hayati..............................................8
e) landasan
kebijaksanan pengelolahan sumber daya alam............................................8
f) karkteristik
ekologi sumber daya alam.......................................................................9
g) daya dukung
lingkungan.............................................................................................9
h) keterbatasan
kemampuan manusia............................................................................10
BAB III PENUTUP.............................................................................................................10
A.Kesimpulan ………………………………………………………………….................11
B.Saran ………………………………………………………………………....................11
DAFTAR PUSTAKA
………………………………………………………................12
BAB I
PENDAHULUAN
Puji syukur saya
ucapkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan karunia-Nya makalah ini
dapat saya selesaikan tepat pada waktunya. Ada pun makalah ini saya susun,
untuk dapat memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Lingkungan. Makalah ini saya
beri judul “Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan”. Saya berharap dengan disusunnya
makalah ini dapat membantu masyarakat mengetahui dan memahami pengertian
tentang Asas-Asas Pengetahuan Lingkungan. Saya menyadari makalah ini jauh dari
kata sempurna, karena itu kritik dan saran yang membangun saya harapkan.
Akhirnya saya mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, kedua orang tua saya,
dan Bapak Andi Asnur Pranata Pribadi selaku dosen "Pengantar Lingkungan",
serta pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
LATAR BELAKANG
Kita sebagai
manusia harus mengetahui tentang asas-asas pengetahuan lingkungan. Tujuannya adalah
untuk kita harus mentaati aturan-aturan yang telah berlaku agar lingkungan yang
ada di sekitar kita pada khususnya dan lingkungan diseluruhnya pada umumnya
tidak terjadi kerusakan. Karena sekarang banyak terjadi kerusakan pada
lingkungan di dunia yang disebabkan ketidak tahuan manusia terhadap asas-asas
tersebut, atau mungkin memang itu adalah ulah manusia yang hanya memikirkan
materi dan kepentingannya diri sendiri untuk meraup banyak keuntungan tanpa
memikirkan dampak yang terjadi pada lingkungan yang ada di bumi nanti.
Dalam ilmu lingkungan kita mengenal berbagai
macam tentang sumber daya alam, baik itu yang dapat diperbarui atau yang tidak
dapat diperbarui. Sumber daya alam tersebut harus di gunakan dengan
sebaik-baiknya.Asas di dalam suatu ilmu pada dasarnya merupakan penyamarataan kesimpulan
secara umum, yang kemudian digunakan sebagai landasan untuk menguraikan gejala
(fenomena) dan situasi yang lebih spesifik. Asas dapat terjadi melalui suatu
penggunaan dan pengujian metodologi secara terus menerus dan matang, sehingga
diakui kebenarannya oleh ilmuwan secara meluas. Tetapi ada pula asas yang hanya
diakui oleh segolongan ilmuwan tertentu saja, karena asas ini hanya merupakan
penyamarataan secara empiris saja dan hanya benar pada situasi dan kondisi yang
lebih terbatas, sehingga terkadang asas ini menjadi bahan pertentangan. Ilmu
lingkungan merupakan salah satu ilmu yang mengintegrasikan berbagai ilmu yang
mempelajari jasad hidup (termasuk manusia) dengan lingkungannya, antara lain
dari aspek sosial, ekonomi, kesehatan, pertanian, sehingga ilmu ini dapat
dikatakan sebagai suatu poros, tempat berbagai asas dan konsep berbagai ilmu
yang saling terkait satu sama lain untuk mengatasi masalah hubungan antara
jasad hidup dengan lingkungannya.
TUJUAN
Tujuan penulisan makalah ini adalah
selain sebagain aspek standar penilaian mata kuliah Pengantar Lingkungan, juga
agar membantu masyarakat agar mengetahui dan memahami pengertian dari ekologi,
ilmu lingkungan dan asas-asas pengetahuan lingkungan. Dan juga sebagai bahan
introspeksi diri bagi penulis agar mengoreksi diri apakah sudah memahami dan
mengetahui tentang asas-asas pengetahuan lingkungan secara tepat atau tidak.
BAB II
PEMBAHASAN
ASAS ASAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN
A.
Pengertian Ekologi dan Ilmu Lingkungan Secara Umum
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dengan lingkungannya.
Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”).
Sangat diperhatikan dengan hubungan energi dan menemukannya kembali kepada
matahari kita yang merupakan sumber energi yang digunakan dalam fotosintesis.
Habitat (berasal dari kata
dalam bahasa Latin yang berarti menempati) adalah tempat suatu spesies tinggal
dan berkembang. Pada dasarnya, habitat adalah lingkungan paling tidak lingkungan
fisiknya di sekeliling populasi suatu spesies yang mempengaruhi dan
dimanfaatkan oleh spesies tersebut. Menurut Clements dan Shelford (1939),
habitat adalah lingkungan fisik yang ada di sekitar suatu spesies, atau
populasi spesies, atau kelompok spesies, atau komunitas.
Ernst
Haeckel merupakan orang pertama yang menggunakan istilah
ekologi. Secara mendasar pengertian ekologi adalah ilmu yang mempelajari
tentang interaksi makhluk hidup serta makhluk hidup dan lingkungannya.
Ekologi erat
kaitannya dengan ekosistem. Oleh karena itu pengertian ekologi dapat diartikan
pula sebagai ilmu yang pembelajari tentang ekosistem serta bagian bagiannya.
Dalam ilmu
ekologi, bila pada suatu tempat yang sama hidup berbagai kelompok spesies
(mereka berbagi habitat yang sama) maka habitat tersebut disebut sebagai
biotop. Bioma adalah sekelompok tumbuhan dan hewan yang tinggal di suatu
habitat pada suatu lokasi geografis tertentu.
Pembagian Ekologi Menurut Habitatnya:
-
Ekologi perairan tawar
-
Ekologi laut
-
Ekologi darat
-
Menurut garis Taxonomi:
-
Ekologi tumbuhan
-
Ekologi vertebrata
-
Ekologi serangga
-
Ekologi jasad renik
Organisasi kehidupan :
-
BIOSFIR
-
ECOSISTEM
-
COMMUNITY
-
POPULATION
-
ORGANISME
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari seluruh
pola hubungan timbal balik antara mahluk hidup dengan sesamanya dan mahluk
hidup dengan komponen sekitarnya. Ekologi sebenarnya mempertanyakan tentang
berbagai hal seperti:
A. Bagaimana alam bekerja
B. Bagaimana spesies beradaptasi dalam
habitatnya
C. Apa yang diperlukan dari habitatnya
untuk melangsungkan kehidupan
D. Bagaimana mereka mencukupi materi dan
energi
E. Bagaimana mereka berinteraksi dengan
spesies lain
F. Bagaimana individu dalam spesies itu
diatur dan berfungsi sebagai populasi
B. Pengertian Ekologi dan iLmu Lingkungan menurut para ahli
Ekologi erat
kaitannya dengan ekosistem. Oleh karena itu pengertian ekologi dapat diartikan
pula sebagai ilmu yang pembelajari tentang ekosistem serta bagian bagiannya.
Pengertian Ekologi : Menurut
Para Ahli
Untuk lebih
memahami tentang ekologi berdasarkan pendapat para ahli:
1.
Menurut website carryinstitute.org,
bahwa pengertian ekologi adalah studi ilmiah tentang proses-proses yang
mempengaruhi distribusi dan kelimpahan organisme, interaksi yang ada pada
organisme dan interaksi antara organisme dan transformasi serta aliran energi
dan materi.
2.
The
scientific study of the processes influencing the distribution and abundance of
organisms, the interactions among organisms, and the interactions between
organisms and the transformation and flux of energy and matter
3.
Menurut Ernst Haeckel (1866), Peneliti asal
Jerman, bahwa pengertian ekologi adalah ilmu pengetahuan komprehensif tentang
hubungan organisme terhadap lingkungan
4.
The
comprehensive science of the relationship of the organism to the environment
5.
Menurut Charles Elton (1927), secara singkat
bahwa pengertian ekologi adalah sejarah alam yang bersifat
ilmiah “Scientific natural history”
6.
Menurut E.P. Odum (1963) bahwa pengertian
ekologi adalah ilmu yang mempelajari tentang struktur dan fungsi alam “The
study of the structure and function of nature”
7.
Tahun 1972, Menurut C. J. Krebs, pengertian ekologi adalah ilmu
pengetahuan tentang interaksi yang menentukan distribusi dan kelimpahan
organisme.
iLmu Lingkungan
adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki,
menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam
alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang
pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.
Pengertian
lingkungan adalah
segala sesuatu yang ada di sekitar manusia yang memengaruhi perkembangan
kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa
dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah,
lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan,
dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di
kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada di sekitarnya. Adapun lingkungan
abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai
macam benda mati yang ada di sekitar. Seringkali lingkungan yang terdiri dari
sesama manusia disebut juga sebagai lingkungan sosial. Lingkungan sosial inilah
yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk
kepribadian seseorang.
Pengertian dari Ilmu Lingkungan dapat diperoleh dari
beberapa sumber seperti menurut Iowa
State University yang menyatakan bahwa:
Environmental science is an interdisciplinary academic
field that integrates physical and biological sciences, (including but not
limited to Ecology, Physics, Chemistry, Biology, Soil Science, Geology,
Atmospheric Science and Geography) to the study of the environment, and the
solution of environmental problems. Environmental science provides an
integrated, quantitative, and interdisciplinary approach to the study of
environmental systems (Anonim, 2011)
Ilmu lingkungan adalah ilmu yang mempelajari tentang
lingkungan hidup. Menurut Soerjani, dkk (2006), ilmu lingkungan adalah
penggabungan ekologi (manusia) yang dilandasi dengan kosmologi (tatanan alam)
yang mempunyai paradigma sebagai ilmu pengetahuan murni. Hakikat ilmu
pengetahuan pada dasarnya berkembang untuk mendasari, mewarnai serta sebagai
pedoman kearifan sikap dan perilaku manusia.
C. Perbedaan Ekologi dengan Ilmu Lingkungan
Perbedaan utama ilmu lingkungan dan ekologi adalah
dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru,
dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap
alam. Misi tersebut adalah untuk menimbulkan kesadaran, penghargaan, tanggung
jawab, dan keberpihakan terhadap manusia dan lingkungan hidup secara
menyeluruh. Timbulnya kesadaran lingkungan sudah dimulai sejak lama, contohnya
Plato pada 4 abad Sebelum Masehi telah mengamati kerusakan alam akibat perilaku
manusia. Pada zaman modern, terbitnya buku Silent Spring tahun 1962 mulai
menggugah kesadaran umat manusia.
Ilmu
lingkungan merupakan bidang ilmu interdisipliner yang merupakan integrasi ilmu
fisik dan biologi (termasuk tapi tidak dibatasi pada ekologi, fisika, kimia,
biologi, ilmu tanah, geologi, ilmu atmosfer dan geografi) untuk mempelajari
tentang lingkungan dan solusi dari masalah-masalah lingkungan. Ilmu lingkungan
menyediakan pendekatan yang terintegrasi, kuantitatif, dan interdisipliner
untuk mempelajari sistem lingkungan.
Ekologi adalah studi ilmiah
tentang distribusi kelimpahan hidup dan interaksi
antaraorganisme dan lingkungan alami mereka sedangkan ilmu
lingkungan adalah filosofi dangerakan sosial yang
luas berpusat pada kepedulian terhadap konservasi
dan perbaikanlingkungan.
Ekologi dan
ilmu lingkungan merupakan disiplin ilmu terkait erat dan
berhubungan dengan prinsip-prinsip yang satu dengan yang
lain dan hal ini merupakan sesuatu yang penting untuk sepenuhnya
memahami satu dengan yang lain. Perbedaan utama
antaraekologi dan ilmu lingkungan yaitu ilmu lingkungan
merupakan bidang yang lebih menyeluruh yang menggabungkan banyak
unsur ilmu bumi dan kehidupan untuk memahami berbagai proses
alam.
D. Asas-asas Pengetahuan Lingkungan
ASAS
1
(HUKUM THERMODINAMIKA I)
Semua energi yang
memasuki sebuah organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai
energi yang tersimpan atau terlepaskan. Energi dapat diubah dari satu bentuk ke
bentuk yang lain tetapi tidak dapat hilang, dihancurkan atau diciptakan.
Asas
ini
adalah sebenarnya serupa dengan hokum Thermodinamika I, yang sangat
fundamental dalam fisika. Asas ini
dikenal sebagai hukum konservasi energi dalam persamaan matematika.
Contoh:
Banyaknya kalori, energi yang terbuang dalam bentuk makanan diubah oleh
jasad hidup menjadi energi untuk tumbuh, berbiak, menjalankan proses
metabolisme, dan yang terbuang sebagai panas.
ASAS
2
Tak ada system pengubahan energi yang betul- betul
efisien.
Pengertian:
Asas
ini tak lain adalah hokum Thermodinamika II, Ini
berarti energi yang tak pernah hilang dari alam raya, tetapi energi tersebut
akan terus diubah dalam bentuk yang kurang bermanfaat.
Asas ini sama
dengan hukum termodinamika kedua dalam ilmu fisika. Hal ini berarti meskipun
energi itu tidak pernah hilang, namun demikian energi tersebut akan diubah
dalam bentuk yang kurang bermanfaat. Secara keseluruhan energi di planet kita
ini terdegradasi dalam bentuk panas tanpa balik, yang kemudian beradiasi ke
angkasa.
Dalam sistem biologi, energi yang dimanfaatkan baik
oleh jasad hidup, populasi maupun ekosistem kurang efisien, karena masukan
energi dapat dipindahkan dan digunakan
oleh organisme hidup yang lain. Contohnya pada piramida makanan, tingkatan
konsumen yang paling bawah mendapatkan asupan energi yang banyak, sebaliknya konsumen paling atas hanya
mendapatkan sedikit, disamping itu pada setiap tingkatanpun energi tidak
dimanfaatkan secara efisien (banyak terbuang).
Energi yang dapat dimanfaatkan oleh kita seperti
tumbuhan, hewan, ikan dsb., itu termasuk kategori sumber alam, namun demikian
apakah sumber alam ini dapat diukur manfaatnya dan apa batasan sumber alam
tersebut?.
Sumber alam adalah segala sesuatu yang diperlukan
oleh organisme hidup, populasi, atau ekosistem yang pengadaannya hingga ke
tingkat optimum atau mencukupi, sehingga akan meningkatkan daya pengubahan
energi.
ASAS
3
Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman,
termasuk kategori sumberdaya alam.
Pengertian:
Pengubahan energi oleh system biologi harus
Berlangsung pada kecepatan yang sebanding dengan adanya materi dan energi di
lingkungannya. Pengaruh ruang secara asas adalah beranalogi dengan materi dan
energi sebagai sumber alam.
Contoh:
Ruang yang sempit: dpt mengganggu proses pembiakan
organisme dg kepadatan tinggi.
Ruang yang terlalu luas: jarak antar individu dalam
populasi semakin jauh, kesempatan bertemu antara jantan dan betina semakin
kecil sehingga pembiakan akan terganggu.
Jauh dekatnya jarak sumber makanan akan berpengaruh
terhadap perkembangan populasi.
Waktu sebagai sumber alam tidak merupakan besaran
yang berdiri sendiri. Misal hewan mamalia dipadang pasir, pada musim kering
tiba persediaan air habis di lingkungannya, maka harus berpindah kelokasi yang
ada sumber airnya. Berhasil atau tidaknya hewan bermigrasi tergantung pada
adanya cukup waktu dan energi untuk menempuh jarak lokasi sumber air.
Keaneka-ragaman juga merupakan sumberdaya alam.
Semakin beragam jenis makanan suatu spesies semakin kurang bahayanya apabila
menghadapi perubahan lingkungan yang
dapat memusnahkan sumber makanannya.
Materi dan energi sudah jelas termasuk kedalam
sumber alam. Ruang yang dimanfaatkan oleh organisme hidup untuk hidup,
berkembang biak dsb. Dapat dianalogkan dengan materi dan energi, karena
dibutuhkan, sehingga secara asas termasuk katagori sumber alam. Begitu pula
dengan waktu, meskipun tidak dapat berdiri sendiri, namun termasuk kategori
sumber alam, karena berapa waktu yang dibutuhkan oleh mahluk hidup untuk mendapatkan
makanan. Keanekaragaman juga termasuk ke dalam kategori sumber alam, karena
apabila suatu spesies hanya memakan satu spesies saja akan mudah terancam
punah, namun apabila makanannya beranekaragam dia akan mampu “survive”.
ASAS
4
Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau
pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit kenaikannya sering menurun dengan penambahan
sumberalam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini
tak akan ada pengaruh yang menguntungkan lagi.
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali
keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampui batas maksimum,
bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas
penjenuhan. Untuk banyak gejala sering
berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan sumberalam yang sudah mendekati batas maksimum.
Asas 4 tersebut terkandung arti bahwa pengadaan
sumberalam mempunyai batas optimum, yang berarti pula batas maksimum, maupun
batas minimum pengadaan sumberalam akan mengurangi daya kegiatan sistem
biologi.
Contoh:
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi
hewan atau tumbuhannya cenderung naik-turun (bukan naik terus atau turun
terus). Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan hidup, bila persediaan sumberalam berkurang. Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan
kalau sumberalam bertambah.
Untuk semua kategori sumberdaya alam (kecuali
keanekaragaman dan waktu) kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum,
bahkan akan berpengaruh merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas
penjenuhan. Untuk banyak gejala sering berlaku kemungkinan penghancuran yang
disebabkan oleh pengadaan sumber alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber
alam mempunyai batas optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum
sumber alam akan mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat
ditarik suatu arti yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan
sumber alam untuk populasi, maka naik turunnya
jumlah individu populasi itu tergantung pada pengadaan sumber alam pada jumlah
tertentu.
ASAS
5
Pada asas 5 ini ada dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak
dapat menimbulkan rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber
alam yang dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh:
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber
makanan. Kemudian didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka
hewan tersebut akan memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan
tersebut. Dengan demikian, kenaikan sumberalam (makanan) merangsang kenaikan
pendayagunaan.
ASAS
6
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada
saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Pengertian:
Asas ini adalah
pernyataan teori Darwin dan Wallace.
Pada jasad hidup terdapat perbedaan sifat keturunan Dalam hal tingkat
adaptasi terhadap faktor lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul
kenaikan kepadatan populasinya sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang
kurang mampu beradaptasi akan kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula
bahwa jasad hidup yang adaptif akan mampu menghasilkan banyak keturunan
daripada yang non-adaptif.
Pada asas ini berlaku
“seleksi alam”, artinya bagi spesies-spesies yang mampu beradaptasi baik dengan
faktor biotik maupun abiotik, dia akan berhasil daripada yang tidak dapat
menyesuaikan diri. Dapat diartikan pula, spesies yang adaptif akan mampu
menghasilkan keturunan lebih banyak daripada yang non adaptif, Sehingga
individu-individu yang adaptif ini mempunyai kesan lebih banyak merusak
ASAS
7
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas
lebihtinggi di alam yang “mudah diramal”.
Pengertian :
adanya keteraturan yang
pasti pada pola faktor lingkungan pada suatu periode yang relative lama.
Terdapat fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan di semua habitat, tetapi
mudah dan sukarnya untuk diramal berbeda
dari satu habitat ke habitat lain.
Dengan mengetahui keadaan optimum pada faktor lingkungan bagi kehidupan suatu spesies, maka
perlu diketahui berapa lama keadaan
tersebut dapat bertahan. Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya
keteraturan yang pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif
lama. Adanya fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya
fluktuasi, dan dan sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat.
Sehingga diharapkan pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang
berbeda-beda kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian
rupa, maka akan terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa
sampai pada batas yang membahayakan individu-individu spesies tersebut.
Lingkungan yang stabil secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah
spesies yang banyak, dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap
lingkungannya tersebut (secara evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil
adalah lingkungan yang dihuni oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit.
Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai
keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah
stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan
Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil).
Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka
semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat
berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil
sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang
tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan
populasi.
ASAS
8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh
keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana niche dalam lingkungan hidup
itu dapat memisahkan takson tersebut.
Pengertian:
Kelompok taksonomi tertentu dari suatu jasad hidup
ditandai oleh keadaan lingkungannya yang khas (niche), tiap spesies mempunyai
niche tertentu. Spesies dapat hidup berdampingan dengan spesies lain tanpa
persaiangan, karena masing-masing mempunyai keperluan dan fungsi yang berbeda
di alam.
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies
mempunyai nicia tertentu, sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan
satu sama lain tanpa berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai
kepentingan dan fungsi yang berbeda di
alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas spesies dengan
cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang bermacam-macam serta
luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan ditempati oleh spesies
yang keanekaragamannya kecil.
ASAS
9
Keanekaragaman
komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitasnya.Terdapat
hubungan antara biomasa, aliran energi, dan keanekaragaman dalam suatu sistem
biologi. Efisiensi penggunaan aliran energi dalam sistem biologi akan meningkat
dengan meningkatnya kompleksitas organisasi sistem biologi itu.
Pengertian:
Asas ini mengandung arti, bahwa efisiensi penggunaan
aliran energidalam sistem biologi akan meningkat dengan meningkatnya
kompleksitas organisasi sistem biologi dalam suatu komunitas.
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) bahwa adanya
hubungan antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem
biologi.
ASAS
10
Pada lingkungan yang stabil perbandingan antara
biomasa dengan produktivitas (B/P) dalam perjalanan waktu naik mencapai sebuah
asimtot.
Pengertian:
Sistem biologi
menjalani evolusi yang Mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi
dalam lingkungan fisik yang stabil, dan memungkinkan berkembangnya
keaneka-ragaman.
Dalam asas ini dapat
disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi yang mengarah kepada
peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan fisik yang stabil,
yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata lain kalau
kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi matahari yang
masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa masih dapat
meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia dalam sistem
biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih besar. Apabila
asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang sudah
berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan lebih
tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan di
alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
ASAS
11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) akan
mengekploitasi yang belum mantap (belum dewasa).
Pengertian:
Ekosistem, populasi
atau tingkat makanan yang sudah dewasa memindahkan energi, biomasa, dan keanekaragaman dari tingkat
organisasi yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi, dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi
yang lebih kompleks. (Dari subsistem yang rendah keanekara-gamannya subsistem
yang tinggi keanekaragamannya).
Arti dari asas ini
adalah pada ekosistem, populasi yang sudah dewasa memindahkan energi,
biomassa, dan keanekaragaman tingkat organisasi ke arah yang belum dewasa.
Dengan kata lain, energi, materi dan keanekaragaman mengalir melalui suatu
kisaran yang menuju ke arah organisasi yang lebih kompleks, atau dari subsistem
yang lebih rendah keanekaragamannya ke subsistem yang lebih tinggi
keanekaragamannya
ASAS
12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat
bergantung pada kepentingan relatifnya dalam keadaan suatu lingkungan.
Pengertian:
Populasi dalam
ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia
dibandingkan dengan populasi dalam ekosistem yang sudah mantap. Populasi dalam
lingkungan dengan kemantapan fisiko kimia yang cukup lama, tak perlu berevolusi
untuk meningkatkan kemampuannya beradaptasi dengan keadaan yang tidak stabil.
Asas ini merupakan
kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan (seleksi) berlaku, tetapi
keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang sudah stabil, maka dalam
perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan terus-menerus dalam sifat
adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem yang sudah mantap dalam
habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat responsive terhadap fluktuasi
faktor alam yang tak terduga ternyata tidak diperlukan. Yang berkembang justru
adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan sosial dan biologi dalam
habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar ditebak perubahan faktor
alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota populasi. Sedangkan evolusi
pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara biologi cenderung menggunakan
kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini
bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi evolusi yang terbaik dan mandiri,
semua tergantung pada kondisi lingkungan fisik. Kesimpulannya bahwa populasi
pada ekosistem yang belum mantap, kurang bereaksi terhadap perubahan lingkungan
fisikokimia dibandingkan dengan populasi
pada ekosistem yang sudah mantap.
ASAS
13
Lingkungan yang secara
fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi dalam
ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi
lebih jauh lagi.
Asas ini merupakan
penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang mantap, jumlah jalur
energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga apabila terjadi suatu
goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain akan mengambil alih,
dengan demikian komunitas masih tetap terjaga kemantapannya. Apabila kemantapan
lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi keanekaragaman biologi, maka
kemantapan faktor fisik itu akan mendukung kemantapan populasi dalam ekosistem
yang mantap dan komunitas yang mantap mempunyai umpan-balik yang sangat
kompleks. Disini ada hubungan antara kemantapan ekosistem dengan efisiensi
penggunaan energi.
ASAS
14
Derajat pola
keteraturan naik-turunnya populasi tergantung pada jumlah keturunan dalam
sejarah populasi sebelumnya yang nanti
akan mempengaruhi populasi itu.
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak
adanya keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang
belum mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Ciri-Ciri Lingkungan/ Komunitas yang Mantap:
• Jumlah jalur energi
yang masuk melalui ekosistem meningkat (banyak)
• Lingkungan fisik mantap
(mudah“diramal”)
• Sistem control umpan
balik (feedback) komunitas sangat kompleks
• Efisiensi penggunaan
energi
• Tingkat
keanekaragaman tinggi.
BAB III
SUMBER DAYA ALAM
A. Pengertian Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam
lingkungan hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di
dalam tanah, air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya.
Contoh
dasar sumber daya alam seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan,
hewan dan banyak lagi lainnya.
Pada umumnya, sumber daya alam
berdasarkan sifatnya dapat digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan
SDA tak dapat diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam
yang dapat terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan.
Tumbuhan, hewan, mikroorganisme, sinar matahari, angin, dan air adalah beberapa
contoh SDA terbaharukan. Walaupun jumlahnya sangat berlimpah di alam,
penggunannya harus tetap dibatasi dan dijaga untuk dapat terus berkelanjutan.
B. Sumber Daya Alam di Indonesia
Indonesia merupakan negara dengan tingkat biodiversitas tertinggi
kedua di dunia setelah Brazil. Fakta tersebut menunjukkan tingginya
keanekaragaman sumber daya alam hayati yang dimiliki Indonesia dan hal ini,
berdasarkan Protokol Nagoya, akan
menjadi tulang punggung perkembangan ekonomi yang berkelanjutan (green economy). Protokol
Nagoya sendiri merumuskan tentang pemberian akses dan pembagian keuntungan
secara adil dan merata antara pihak pengelola dengan negara pemilik sumber daya
alam hayati, serta memuat penjelasan mengenai mekanisme pemanfaatan kekayaan
sumber daya alam tersebut. Kekayaan alam di Indonesia yang melimpah
terbentuk oleh beberapa faktor, antara lain:
a)
Dilihat dari
sisi astronomi, Indonesia terletak pada daerah tropis yang memiliki curah hujan yang
tinggi sehingga banyak jenis tumbuhan yang dapat hidup dan tumbuh dengan cepat.
b)
Dilihat dari
sisi geologi, Indonesia terletak pada titik pergerakan lempeng tektonik sehingga banyak terbentuk pegunungan yang kaya akan mineral.
c)
Daerah
perairan di Indonesia kaya sumber makanan bagi berbagai jenis tanaman dan hewan laut,
serta mengandung juga berbagai jenis sumber mineral.
Tingginya
tingkat biodiversitas Indonesia ditunjukkan dengan adanya 10% dari tanaman berbunga yang
dikenal di dunia dapat ditemukan di Indonesia, 12% dari mamalia, 16% dari hewan reptil, 17% dari burung, 18% dari jenis terumbu karang, dan 25% dari hewan laut. Di bidang agrikultur, Indonesia juga terkenal atas kekayaan tanamanperkebunannya, seperti biji coklat, karet, kelapa sawit, cengkeh, dan bahkan kayu yang
banyak diantaranya menempati urutan atas dari segi produksinya di dunia.
Sumber daya
alam di Indonesia tidak terbatas pada kekayaan hayatinya saja. Berbagai daerah
di Indonesia juga dikenal sebagai penghasil berbagai jenis bahan tambang,
seperti petroleum, timah, gas alam, nikel, tembaga, bauksit, timah, batu bara, emas, dan perak. Di
samping itu, Indonesia juga memiliki tanah yang
subur dan baik digunakan untuk berbagai jenis tanaman. Wilayah perairan
yang mencapai 7,9 juta km2 juga menyediakan potensi alam yang
sangat besar.
C. Sumber Daya Alam dan Pertumbuhan
Ekonomi
Sumber daya alam dan tingkat perekonomian suatu negara
memiliki kaitan yang erat, dimana kekayaan sumber daya alam secara teoritis
akan menunjang pertumbuhan ekonomi yang pesat. Akan tetapi, pada
kenyataannya hal tersebut justru sangat bertentangan karena negara-negara di
dunia yang kaya akan sumber daya alamnya seringkali merupakan negara dengan
tingkat ekonomi yang rendah Kasus ini dalam bidang ekonomi sering pula disebut Dutch disease. Hal
ini disebabkan negara yang cenderung memiliki sumber pendapatan besar dari
hasil bumi memiliki kestabilan ekonomi sosial yang lebih rendah daripada
negara-negara yang bergerak di sektor industri dan jasa. Di samping itu,
negara yang kaya akan sumber daya alam juga cenderung tidak memiliki teknologi
yang memadai dalam mengolahnya. Korupsi, perang saudara, lemahnyapemerintahan dan demokrasi juga menjadi
faktor penghambat dari perkembangan perekonomian negara-negara terebut.Untuk
mengatasi hal tersebut, diperlukan pembenahan sistem pemerintahan, pengalihan
investasi dan penyokongan ekonomi ke bidang industri lain, serta peningkatan
transparansi dan akuntabilitas dalam pemberdayaan sumber daya alam.
Contoh negara yang telah berhasil mengatasi hal tersebut dan menjadikan kekayaan alam
sebagai pemicu pertumbuhan negara adalah Norwegia dan Botswana.
D. Pemanfaatan Sumber
Daya Alam Hayati dan Non Hayati
Sumber daya alam hayati Adalah Sumber Daya Alam yang berasal
dari mahluk hidup, atau berhubungan dengan mahluk hidup
Tumbuhan
Tumbuhan merupakan sumber daya alam
yang sangat beragam dan melimpah. Organisme ini memiliki kemampuan untuk menghasilkan oksigen dan pati melalui prosesfotosintesis. Oleh karena itu, tumbuhan merupakan produsen atau penyusun dasar rantai makanan. Eksploitasi tumbuhan yang berlebihan dapat mengakibatkan
kerusakan bahkan kepunahan dan hal ini akan berdampak pada rusaknya rantai
makanan. Kerusakan yang terjadi karena punahnya salah satu faktor dari rantai
makanan akan berakibat punahnya konsumen tingkat di atasnya. Pemanfaatan tumbuhan oleh manusia diantaranya:
e) Pupuk kompos.
Pertanian
dan perkebunan
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian
besar penduduk Indonesia mempunyai pencaharian di bidang pertanian atau bercocok tanam. Data statistik pada
tahun 2001 menunjukkan bahwa 45% penduduk Indonesia bekerja
di bidang agrikultur. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa negara ini
memiliki lahan seluas lebih dari 31 juta ha yang telah siap tanam, dimana
sebagian besarnya dapat ditemukan di Pulau Jawa. Pertanian
di Indonesia menghasilkan berbagai macam tumbuhan komoditi ekspor, antara lain
padi, jagung, kedelai, sayur-sayuran, cabai, ubi, dan singkong. Di samping itu,
Indonesia juga dikenal dengan hasil perkebunannya, antara lain karet (bahan
baku ban), kelapa sawit (bahan baku minyak goreng), tembakau (bahan baku obat dan rokok), kapas (bahan
baku tekstil), kopi (bahan
minuman), dan tebu (bahan baku gula pasir). Hewan,
peternakan, dan perikanan.
Sumber daya
alam hewan dapat berupa hewan liar maupun hewan yang sudah dibudidayakan. Pemanfaatannya
dapat sebagai pembantu pekerjaan berat manusia, sepertikerbau dan kuda atau
sebagai sumber bahan pangan, seperti unggas dan sapi. Untuk
menjaga keberlanjutannya, terutama untuk satwa langka, pelestarian secara in
situ dan ex situ terkadang harus dilaksanakan.Pelestarian in situ adalah
pelestarian yang dilakukan di habitat asalnya, sedangkan pelestarian ex situ
adalah pelestarian dengan memindahkan hewan tersebut dari habitatnya ke tempat
lain. Untuk memaksimalkan potensinya, manusia membangun sistem peternakan, dan juga perikanan, untuk lebih memberdayakan sumber daya hewan.
Sumber daya
alam nonhayati
Ialah sumber
daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya dan dapat dimanfaatkan
secara terus-menerus, contohnya: air, angin, sinar matahari, dan hasil tambang
A. Air
Air merupakan salah satu kebutuhan utama makhluk hidup
dan bumi sendiri didominasi oleh wilayah perairan. Dari total wilayah
perairan yang ada, 97% merupakan air asin (wilayah laut, samudra, dll.) Dan hanya 3% yang merupakan air tawar
(wilayah sungai, danau,
dll.). Seiring dengan pertumbuhan populasi manusia, kebutuhan akan air,
baik itu untuk keperluan domestik dan energi, terus meningkat. Air juga digunakan untukpengairan, bahan dasar industri minuman, penambangan, dan aset rekreasi. Di bidang energi, teknologi penggunaan air
sebagai sumber listrik sebagai pengganti dari minyak bumi telah dan akan terus
berkembang karena selain terbaharukan, energi yang dihasilkan dari air
cenderung tidak berpolusi dan hal ini akan
mengurangi efek rumah kaca.
B. Angin
Pada era
ini, penggunaan minyak bumi, batu bara, dan berbagai jenis bahan bakar hasil tambang mulai digantikan dengan penggunaan energi yang dihasilkan oleh angin. Angin mampu
menghasilkan energi dengan menggunakan turbin yang pada umumnya diletakkan
dengan ketinggian lebih dari 30 meter di daerah dataran tinggi. Selain
sumbernya yang terbaharukan dan selalu ada, energi yang dihasilkan angin jauh
lebih bersih dari residu yang dihasilkan oleh bahan bakar lain pada umumnya. Beberapa
negara yang telah mengaplikasikan turbin angin sebagai sumber energi alternatif
adalah Belanda dan Inggris.
C. Tanah
Tanah adalah
komponen penyusun permukaan bumi .Tanah termasuk salah satu sumber daya alam
nonhayati yang penting untuk menunjang pertumbuhan penduduk dan sebagai sumber makanan bagi berbagai jenis
makhluk hidup. Pertumbuhan tanaman pertanian dan perkebunan secara langsung
terkait dengan tingkat kesuburan dan kualitas tanah. Tanah tersusun atas
beberapa komponen, seperti udara, air, mineral, dansenyawa organik. Pengelolaan sumber daya nonhayati ini menjadi
sangat penting mengingat pesatnya pertambahan penduduk dunia dan kondisi
cemaran lingkungan yang ada sekarang ini.
Sumber daya
alam hasil penambangan memiliki beragam fungsi bagi kehidupan manusia, seperti
bahan dasar infrastruktur, kendaraan bermotor, sumber energi, maupun
sebagai perhiasan. Berbagai jenis bahan hasil galian
memiliki nilai ekonomi yang besar dan hal ini memicu eksploitasi sumber daya
alam tersebut. Beberapa negara, seperti Indonesia dan Arab, memiliki pendapatan
yang sangat besar dari sektor ini. Jumlahnya sangat terbatas, oleh karena itu
penggunaannya harus dilakukan secara efisein. Beberapa contoh bahan tambang dan
pemanfaatannya:
E. Landasan Kebijaksanaan Pengelolaan
Sumber Daya Alam
Sesuai
dengan Undang-undang 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No.
25Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
daerah otonom, dalam bidang lingkungan hidup memberikan pengakuan politis
melalui transferotoritas dari pemerintah pusat kepada daerah:
Meletakkan daerah pada posisi
penting dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Memerlukan prakarsa lokal dalam
mendesain kebijakan.
Membangun hubungan interdependensi
antar daerah.
Menetapkan pendekatan
kewilayahan.Dapat dikatakan bahwa konsekuensi pelaksanaan UU No. 32 Tahun 2004
dengan PP No. 25Tahun 2000, Pengelolaan Lingkungan Hidup titik tekannya ada di
Daerah, maka kebijakannasional dalam bidang lingkungan hidup secara eksplisit
PROPENAS merumuskan programyang disebut sebagai pembangunan sumberdaya alam dan
lingkungan hidup. Program itumencakup :
1.Program Pengembangaan dan Peningkatan Akses Informasi Sumber Daya Alam
dan lingkungan Hidup.
Program ini
bertujuan untuk memperoleh dan menyebarluaskan informasi yang lengkap mengenai
potensi dan produktivitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup melalui
inventarisasi dan evaluasi, serta penguatan
Sistem informasi.
Sasaran yangingin dicapai melalui
program ini adalah tersedia dan teraksesnya informasisumberdaya alam dan
lingkungan hidup, baik berupa infrastruktur data spasial, nilaidan neraca
sumberdaya alam dan lingkungan hidup oleh masyarakat luas di setiapdaerah.
2.Program Peningkatan Efektifitas Pengelolaan, Konservasi dan Rehabilitasi
sumberdaya Alam.
Tujuan dari
program ini adalah menjaga keseimbangan pemanfaatan dan pelestariansumberdaya
alam dan lingkungan hidup hutan, laut, air udara dan mineral. Sasaranyang akan
dicapai dalam program ini adalah termanfaatkannya, sumber daya alamuntuk
mendukung kebutuhan bahan baku industri secara efisien dan berkelanjutan.Sasaran
lain di program adalah terlindunginya kawasan-kawasan konservasi darikerusakan
akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang tidak terkendali dan eksploitatif
3.Program Pencegahan dan Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran
Lingkungan hidup.
Tujuan program
ini adalah meningkatkan kualitas lingkungan hidup dalam upayamencegah kerusakan
dan/atau pencemaran lingkungan dan pemulihan kualitaslingkungan yang rusak
akibat pemanfaatan sumberdaya alam yang berlebihan, sertakegiatan industri dan
transportasi. Sasaran program ini adalah tercapainya kualitaslingkungan hidup
yang bersih dan sehat adalah tercapainya kualitas lingkungan hidupyang bersih
dan sehat sesuai dengan baku mutu lingkungan yang ditetapkan.
4.Program Penataan Kelembagaan dan Penegakan Hukum, Pengelolaan Sumber
dayaalam dan Pelestarian Lingkungan Hidup.
Program ini
bertujuan untuk mengembangkan kelembagaan, menata sistem hukum, perangkat hukum
dan kebijakan, serta menegakkan hukum untuk mewujudkan pengelolaan sumberdaya
alam dan pelestarian lingkungan hidup yang efektif dan berkeadilan. Sasaran
program ini adalah tersedianya kelembagaan bidang sumberdaya alam dan
lingkungan hidup yang kuat dengan didukung oleh perangkat hukumdan perundangan
serta terlaksannya upaya penegakan hukum secara adil dankonsisten.
5.Progam Peningkatan Peranan Masyarakat dalam Pengelolaan Sumber Daya alam
danpelestarian fungsi Lingkungan Hidup.
Tujuan dari
program ini adalah untuk meningkatkan peranan dan kepedulian pihak- pihak yang
berkepentingan dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarianfungsi
lingkungan hidup. Sasaran program ini adalah tersediaanya sarana bagimasyarakat
dalam pengelolaan sumberdaya alam dan pelestarian fungsi lingkunganhidup sejak
proses perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan, perencanaan, pelaksanaan
sampai pengawasan.
F. Karakteristik Ekologi Sumber daya
Alam
Sumber daya alam
adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan dan kebutuhan
hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan
hidup kita. Sumber daya alam bisa terdapat di mana saja seperti di dalam tanah,
air, permukaan tanah, udara, dan lain sebagainya. Contoh dasar sumber daya alam
seperti barang tambang, sinar matahari, tumbuhan, hewan dan banyak lagi
lainnya.
Ekologi
adalah suatu kajian studi terhadap hubungan timbal balik (interaksi) antar
organism (antar makhluk hidup) dan antara organism (makhluk hidup) dengan
lingkungannya.
Faktor-faktor pembatas ekologis ini perlu
diperhitungkan agar pembangunan membawa hasil yang lestari.Hubungan antara
pengawetan ekosistem dan perubahan demi pembangunan demi pembangunan ada tiga
prinsip yang perlu diperhatikan, yaitu :
a) Kebutuhan untuk memperhatikan
kemampuan untuk membuat pilihan penggunaan sumber alam di masa depan.
b) Kenyataan bahwa peningkatan
pembangunan pada daerah-daerah pertanian tradisional yang telah terbukti
berproduksi baik mempunyai kemungkinan besar untuk memperoleh pengembalian
modal yang lebih besar dibanding daerah yang baru.
c) Kenyataan bahwa penyelamatan
masyarakat biotis dan sumber alam yang khas merupakan langkah pertama yang
logis dalam pembangunan daerah baru, dengan alasan bahwa sumber alam tersebut
tak dapat digantikan dalam arti pemenuhan kebutuhan dan aspirasi manusia, dan
kontribusi jangka panjang terhadap pemantapan dan produktivitas daerah
(Dasmann, 1973).
Seperti
pernyataan diatas, Sumber daya alam ini adalah energi yang sifatnya tidak dapat
digantikan. Proses penggantian ini membutuhkan waktu yang sangat lama. Hampir
setiap waktu sumber daya alam ini tidak dapat terlepas dari kehidupan manusia.
Beberapa sampel yang bisa kita lihat bahwa sember daya alam ini tak bisa lepas
dari kehidupan kita sehari-hari.
Untuk
menjamin keberlanjutan fungsi layanan sosial-ekologi alam dan keberlanjutan
sumberdaya alam dalam cakupan wilayah yang lebih luas maka pendekatan
perencanaan SDA dengan instrumen penataan ruang harus dilakukan dengan
mempertimbangkan bentang alam dan kesatuan layanan ekosistem, endemisme dan
keterancaman kepunahan flora-fauna, aliran-aliran energi sosial dan kultural,
kesamaan sejarah dan konstelasi geo-politik wilayah.
Dengan
pertimbangan-pertimbangan ini maka pilihan-pilihan atas sistem budidaya,
teknologi pemungutan/ekstraksi SDA dan pengolahan hasil harus benar-benar
mempertimbangkan keberlanjutan ekologi dari mulai tingkat ekosistem lokal
sampai ekosistem regional yang lebih luas. Dengan pendekatan ekosistem yang
diperkaya dengan perspektif kultural seperti ini tidak ada lagi “keharusan”
untuk menerapkan satu sistem PSDA untuk wilayah yang luas. Hampir bisa dipastikan
bahwa setiap ekosistem bisa jadi akan membutuhkan sistem pengelolaan SDA yang
berbeda dari ekosistem di wilayah lain.
Keberhasilan
kombinasi beberapa pendekatan seperti ini membutuhkan partisipasi politik yang
tinggi dari masyarakat adat dalam proses penataan ruang dan penentuan kebijakan
pengelolaan SDA di wilayah ekosistem. Semakin tinggi partisipasi politik dari
pihak-pihak berkepentingan akan menghasilkan rencana tata ruang yang lebih
akomodatif terhadap kepentingan bersama yang “intangible” yang dinikmati
bersama oleh banyak komunitas yang tersebar di seluruh wilayah ekosistem
tersebut, seperti jasa hidrologis. Dalam konteks ini maka membangun kapasitas
masyarakat adat yang berdaulat (mandiri) harus diimbangi dengan jaringan
kesaling-tergantungan (interdependency) dan jaringan saling berhubungan
(interkoneksi) antar komunitas dan antar para pihak. Untuk bisa mengelola
dinamika politik di antar para pihak yang berbeda kepentingan seperti ini
dibutuhkan tatanan organisasi birokrasi dan politik yang partisipatif demokrasi
(participatory democracy).
Kondisi
seperti ini bisa diciptakan dengan pendekatan informal, misalnya dengan
membentuk “Dewan Konsultasi Multi-Pihak tentang Kebijakan Sumber Daya Alam
Wilayah/Daerah” atau “Forum Multi-Pihak Penataan Ruang Wilayah/Daerah” yang
berada di luar struktur pemerintahan tetapi secara politis dan hukum memiliki
posisi cukup kuat untuk melakukan intervensi kebijakan. Untuk wilayah/kabupaten
yang populasi masyarakat adatnya cukup banyak, maka wakil masyarakat adat dalam
lembaga seperti ini harus ada.
G. Daya Dukung Lingkungan
Daya dukung
lingkungan hidup adalah kemampuan lingkungan hidup untuk mendukung
perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Penentuan daya dukung lingkungan
hidup dilakukan dengan cara mengetahui kapasitas lingkungan alam dan sumber
daya untuk mendukung kegiatan manusia/penduduk yang menggunakan ruang bagi
kelangsungan hidup. Besarnya kapasitas tersebut di suatu tempat dipengaruhi
oleh keadaan dan karakteristik sumber daya yang ada di hamparan ruang yang
bersangkutan. Kapasitas lingkungan hidup dan sumber daya akan menjadi faktor
pembatas dalam penentuan pemanfaatan ruang yang sesuai.
Daya dukung
lingkungan hidup terbagi menjadi 2 (dua)
komponen, yaitu kapasitas penyediaan (supportive
capacity) dan kapasitas tampung limbah (assimilative
capacity). Dalam pedoman ini, telaahan daya dukung lingkungan hidup
terbatas pada kapasitas penyediaan sumber daya alam, terutama berkaitan dengan
kemampuan lahan serta ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air dalam suatu
ruang/wilayah. Oleh karena kapasitas sumber daya alam tergantung pada
kemampuan, ketersediaan, dan kebutuhan akan lahan dan air, penentuan daya
dukung lingkungan hidup dalam pedoman ini dilakukan berdasarkan 3 (tiga)
pendekatan, yaitu:
a) Kemampuan lahan untuk alokasi
pemanfaatan ruang.
b) Perbandingan antara ketersediaan dan
kebutuhan lahan.
c) Perbandingan antara ketersediaan dan
kebutuhan air.
Agar
pemanfaatan ruang di suatu wilayah sesuai dengan kapasitas lingkungan hidup dan
sumber daya, alokasi pemanfaatan ruang harus mengindahkan kemampuan lahan.
Perbandingan antara ketersediaan dan kebutuhan akan lahan dan air di suatu
wilayah menentukan keadaan surplus atau defisit dari lahan dan air untuk
mendukung kegiatan pemanfaatan ruang. Hasil penentuan daya dukung lingkungan
hidup dijadikan acuan dalam penyusunan rencana tata ruang wilayah. Mengingat
daya dukung lingkungan hidup tidak dapat dibatasi berdasarkan batas wilayah
administratif, penerapan rencana tata ruang harus memperhatikan aspek keterkaitan
ekologis, efektivitas dan efisiensi pemanfaatan ruang, serta dalam
pengelolaannya memperhatikan kerja sama antar daerah.
Status daya dukung lahan diperoleh dari pembandingan antara ketersediaan lahan (SL) dan kebutuhan lahan (DL).Penentuan daya dukung lahan dilakukan dengan membandingkan ketersediaan dan kebutuhan lahan.
I. Bila SL > DL , daya dukung lahan dinyatakan surplus.
Ii. Bila SL
< DL, daya dukung lahan dinyatakan defisit atau terlampaui.
H. Keterbatasan Kemampuan Manusia
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan
paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi
yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang
dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya,
serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi
keadaan yang dihadapinya. Hal-hal yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif
pada manusia meliputi tingkat intelejensi,kondisi fisik, serta kecepatan sistem
pemrosesan informasi pada manusia. Bila kecepatan sistem pemrosesan informasi
terganggu, maka akan berpengaruh pada reaksi manusia dalam mengatasi berbagai
kondisi yang dihadapi.
Keterbatasan kognitif terjadi apabila terdapat masalah
atau gangguan pada kemampuan kognitif. Masalah yang dialami bisa terjadi sejak
lahir, atau terjadi perubahan pada tubuh manusia seperti terluka, terserang
penyakit, mengalami kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan salah satu
indera, fisik atau juga mental. Akibat dari adanya keterbatasan kognitif ini, manusia
menjadi tidak mampu untuk memproses informasi dengan sempurna. Dengan
ketidaksempurnaan ini maka manusia yang memiliki keterbatasan kognitif
mengalami masalah dalam meraba, mempelajari atau berfikir untuk bereaksi
terhadap keadaan yang dihadapinya.
Persepsi dalam arti sempit melibatkan pengalaman kita
tapi secara psikis pengertian itu tidaklah tepat. Tetapi lebih tepatnya
persepsi merupakan proses yang menggabungkan dan mengorganisir data-data indera
kita ( penginderaan) untuk dikembangkan sedemikian rupa sehingga kita dapat
menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar dengan diri kita sendiri. Dan
didalam mempersepsi keadaan sekitar maka kita harus melibatkan indra kita maka
akan lahir sebuah argumen yang berasal dari informasi yang dikumpulkan dan diterima
oleh alat reseptor sensorik kita sehingga kita dapat menggabungkan atau
mengelompokkan data yang telah kita terima sebelumnya melalui pengalaman awal
kita.
Kesimpulan
Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari
kehidupan manusia. Dengan kata lain, lingkungan hidup tidak terlepas dari kehidupan
manusia. Lingkungan hidup memiliki 3 unsur penting yaitu Unsur hayati (biotik),
Unsur Sosial budaya, dan Unsur Fisik (abiotik). Kehidupan manusia sangat
memerlukan lingkungan yaitu sebagai tempat tinggal, sebagai tempat mencari
makan, sebagai tempat beraktivitas dan sebagai tempat hiburan. Tetapi semuanya
itu tidak dapat di lakukan jika lingkungan itu rusak, faktor yang membuat
lingkungan itu menjadi rusak adalah faktor dari alam bahkan faktor dari manusia
sendiri. Untuk itu kita harus melakukan berbagai upaya agar lingkungan kita
bersih dan layak untuk di tempati.
Saran
Saran yang penulis dapat berikan adalah ketika pembaca
membaca makalah ini kiranya pembaca dapat ikut serta melestarikan lingkungan
sekitar, agar kita dapat memiliki lingkungan yang bersih dan layak untuk di
tempati.
Daftar Pustaka
Http://agungiki.blogspot.co.id/2015/10/asas-asas-pengetahuan-lingkungan.html
Komentar
Posting Komentar