Tugas 1 Ekonomi Teknik
Nama: Alan Darma Saputra
Kelas:3IB05
NPM: 10414720
Ekonomi
Teknik dan Aspeknya
Ekonomi
Teknik
A. Ruang
Lingkup Ekonomi Teknik
Ekonomi
Teknik memiliki definisi sebagai disiplin ilmu yang berkaitan dengan aspek –
aspek ekonomi dalam teknik yang terdiri dari evaluasi sistematis dari biaya dan
manfaat usulan proyek teknik. Ekonomi Teknik (Engineering Economics) mencakup
prinsip dan berbagai teknis matematis untuk pengambilan keputusan ekonomis.
Dengan teknik-teknik ini, suatu pendekatan yang rasional untuk mengevaluasi
aspek – aspek ekonomis dari alternatif yang berbeda dapat dikembangkan. Secara
kasar dapat disebutkan bahwa penggunaan terbesar ekonomi teknik adalah evaluasi
beberapa alternatif untuk menetukan suatu aktivitas atau investasi paling
sedikit memberikan kerugian (Least Costly) atau yang memberikan keuntungan
paling banyak (Most Profitable).
Studi
ekonomi teknik membantu dalam
mengambil keputusan optimal untuk menjamin penggunaan dana dengan efisien.
Studi ekonomi teknik harus diadakan sebelum setiap uang akan diinvestasikan
atau sebelum komitmen diadakan. Studi ekonomi teknik dimulai dari sekarang.
Kesimpulan ditarik bergantung pada prediksi kejadian (event) yang akan datang.
Studi ekonomi teknik membutuhkan waktu untuk perhitungan yang cermat. Meskipun
sistematis ini bukan suatu instrumen kecermatan (precission), melibatkan banyak
faktor, perlu berdasarkan estimasi biaya dan pendapatan yang akan menjadi
sasaran kesalahan, kemungkinan untuk memperoleh jawaban yang benar dalam
membandingkan alternatif peralatan akan jauh lebih besar dengan estimasi
berkemungkinan rinci daripada keputusan yang akan diambil atas dasar pengalaman
atau intuisi seseorang. Bisnis yang sehat akan mendasarkan pada keputusan yang
sudah diperhitungkan dengan cermat. Oleh sebab itu, untuk keputusan-keputusan
manajemen, faktor pengalaman dan pertimbangan saja ada.
Kajian
dari ekonomi teknik sendiri menyeimbangkan berbagai tukar rugi diantara
tips-tips biaya dan kinerjanya. Masalah yang dapat diselesaikan
menggunakan alnalisis ekonomi teknik adalah masalah yang memiliki tiga
karakteristik berikut:
1. Masalah
itu cukup penting, dan memerlukan pemikiran dan usaha serius dalam
pemecahannya.
2. Masalah
tersebut tidak dapat diselesaikan dalam benak kita tapi memerlukan analisis
yang teliti yang mengorganisasikan setiap elemen masalah dan semua konsekuensi
yang mungkin terjadi, dan tidak dapat diselesaikan sekaligus.
3. Masalah
itu memiliki aspek ekonomis yang cukup penting sebagai komponen yang
mengarahkan analisis pada keputusan.
Mekanisasi
yang diterapkan itu harus memberikan tambahan profit yang besar. Jika suatu
perkebunan menetapkan untuk memilih mekanisasi permesinannya saja karena
dianggap dapat meningkatkan efisiensi kerja lebih besar, maka muncul alternatif
lain. Apakah perkebunan akan menerapkan permesinan di fasilitas pengolahan batang
tebu, pengolahan lahan, atau panen. Bahkan jika sudah ditetapkan demikian,
perkebunan masih harus memilih tipe mesin apa yang akan dibeli karena
menyangkut daya tahan, kinerja mesin, dan kesesuaian dengan perkebunan
tersebut. Semua itu harus diperhitungkan secara ekonomi dan matematis dengan
tujuan untuk mendapatkan hasil dan keuntungan yang maksimum, atau kerugian yang
minimal. Tahapan analisis ekonomi teknik
1. Definisikan
masalah dan tujuannya
2. Mengumpulkan
informasi yang relevan terkait kasus yang sedang dipelajari
3. Memunculkan
alternatif
4. Evaluasi
setiap alternatif
5. Penentuan
alternatif terbaik dengan beberapa kriteria
6. Menerapkan
hasilnya dan memantau kerjanya
Dalam
mengevaluasi beberapa alternatif yang tersedia, ekonomi teknik biasanya
mempertimbangkan nilai uang terhadap waktu, estimasi pendapatan dan biaya,
strategi keuangan, inflasi, depresiasi, ketidakpastian, pajak, undang-undang kebijakan, periode perencanaan, tingkat bunga modal, perhitungan nilai dan harga, hingga rate of return.Rate of return adalah seberapa besar
tingkat pengembalian biaya setelah alternatif dilaksanakan.
B. Pengertian
Proposal Teknik Dan Hubungan Dengan Ekonomi Teknik
Kegiatan
teknik adalah suatu konsep kegiatan manusia yang berorientasi pada proses
perbaikan/perubahan sifat maupun bentuk dari benda alam dalam rangka
mendapatkan manfaat yang lebih baik dari sebelumnya. Bagaimana manusia mengubah
sifat dan fungsi batu – batuan menjadi bangunan, mengubah pasir besi menjadi
besi dan baja, mengubah kayu menjadi mobiler atau menjadi kertas, dan
sebagainya, yang semuanya merupakan hasil perancangan teknik yang dilakukan
secara berkesinambungan. Suatu aktifitas teknik akan selalu berawal dengan
munculnya ide rancangan teknik yang ingin diterapkan dalam rangka mengatasi
keterbatasan sumber daya alam guna memenuhi berbagai kebutuhan manusia. Manusia
ingin mereka bisa hidup dengan aman dan nyaman tanpa banyak mendapat gangguan
lingkungan, maka dirancang bangunan sedemikian rupa. Manusia ingin dapat
bergerak dan berpindah tempat dari suatu daerah ke daerah lain, maka manusia
merancang kendaraan. Manusia membutuhkan berbagai peralatan untuk dapat
meringankan berbagai tugas pekerjaannya, maka dirancang peralatan untuk tujuan
tersebut.
Pada awalnya para perancang teknik masih lebih banyak menfokuskan rancangannya tersebut dapat dilaksanakan secara teknis, tanpa begitu memerhatikan aspek efisiensi pemakaian sumber daya.
Pada awalnya para perancang teknik masih lebih banyak menfokuskan rancangannya tersebut dapat dilaksanakan secara teknis, tanpa begitu memerhatikan aspek efisiensi pemakaian sumber daya.
Dalam
rangka menjamin dihasilkannya produk-produk engineering yang efektif dan
efisien serta kompetitif tersebut, maka proses rancangannya perlu dilakukan
secara baik, sistematis, dan terukur. Adapun prosedur rancangan yang baik dan
sistematis tersebut dapat dijelaskan dengan flow-chart. Munculnya ide konsep
teknik, mungkin berupa ide baru ataupun penyempurnaan dari ide atau rancangan
yang ada yang mencakup tentang produk ataupun proses pengerjaan produk. Ide
tersebut tentu perlu dilahirkan secara sistematis dan tertulis melalui
penjelasan, gambar, spesifikasi, dan penjelasan teknis lainnya yang disebut
dengan proposal teknis. Proposal teknis tersebut perlu dievaluasi kelayakan
teknisnya sebelum dilaksanakan. Artinya apakah rancangan tersebut memungkinkan
secara teknis untuk direalisasikan, apakah sudah tersedia teknologinya beserta
tenaga ahlinya. Jika belum memungkinkan, ada baiknya rancangan tersebut
diperbaiki kembali atau dihentikan saja. Jika secara teknologi dan teknis tidak
ada masalah, dilanjutkan dengan penyusunan proposal ekonomis untuk mengetahui
seberapa besar biaya yang diperlukan untuk merealisasikan rancangan tersebut,
apakah rancangan tersebut sudah ekonomis atau belum serta dari mana
sumber-sumber dana yang diperlukan akan diperoleh, seberapa besar beban untuk
memperoleh sumber-sumber biaya tersebut dan sebagainya. Kalau rancangan ini
bertujuan sebagai kegiatan usaha bisnis, tentu perlu dikaitkan dengan seberapa
kompetitif produk tersebut dengan produk pesaingnya sehingga rancangan ini
menjadi layak direalisasikan.
Proposal
ekonomis yang tidak layak, kemungkinan proposal diperbaiki kembali atau
dihentikan saja. Namun, jika proposal ekonomis terbukti layak, barulah rencana
teknik tersebut dapat direalisasikan. Untuk melakukan evaluasi ekonomis
terhadap rancangan teknik di atas dibutuhkan pengetahuan pendukung ekonomi
teknik (Economic Engineering). Karena penerapan kegiatan teknik pada umumnya
memerlukan investasi yang relatif besar dan berdampak jangka panjang terhadap
aktivitas pengikutnya, penerapan aktivitas teknik tersebut menuntut adanya
keputusan strategis yang memerlukan pertimbangan teknik maupun ekonomis yang
baik dan rasional. Oleh karena itu, Ilmu ekonomi teknik sering juga dianggap
sebagai sarana pendukung keputusan (Decision Making Support). Keputusan yang
baik dan rasional pada dasarnya memerlukan prosedur dan proses yang sistematis
serta terukur dengan tahapan proses sebagai berikut
1. Mengidentifikasi
atau memahami persoalan dengan baik
2. Merumuskan
tujuan penyelesaian masalah
3. Mengumpulkan
data yang relevan klasifikasi, dan validasi kebenaran data yang terkumpul
4. Identifikasi
alternatif pemecahan masalah yang mungkin
5. Menetapkan
kriteria pengukuran alternatif
6. Menyusun
atau menyiapkan model keputusan
7. Melakukan
evaluasi dan analisis terhadap semua alternatif yang disediakan
8. Mengambil
keputusan sesuai dengan tujuan
9. Menerapkan
keputusan yang telah diambil.
Dalam
menyiapkan alternatif perlu diperhatikan persyaratan berikut
1. Jumlah
alternatif yang ideal 2-10 alternatif, jika alternatif banyak perlu dilakukan
seleksi bertingkat
2. Memenuhi
sifat mutually exclusive (tidak ada alternatif yang tumpang tindih)
3. Memenuhi
sifat axhausive (semua kemungkinan alternatif yang tersedia telah terwakili).
C. Proses
Pengambilan Keputusan
Seorang
manajer dalam suatu perusahaan selalu pada permasalahan-permasalahan dalam suatu
pengambilan keputusan yang melibatkan lebih dari satu alternatif yang ada.
Setidaknya alternatif untuk melakukan sesuatu (do action) dan tidak melakukan
sesuatu (do nothing). Untuk mendapatkan alternatif terbaik, setiap alternatif
tersebut harus bisa di nilai dari banyak kriteria yang sama. Agar mendapatkan
suatu kinerja yang baik dan apa yang diharapkan dapat terlaksana sesuai dengan
tujuannya. Menurut Newman (1988),
“Proses
pengambilan keputusan yang rasional biasanya terdiri dari 8 langkah. Dalam proses
pengambilan keputusan, kita tidak dapat dengan mudah melakukan prediksi akan
dampak kedepannya”
Oleh
karena itu, dalam menentukan sebuah keputusan kita harus/wajib menentukan
keputusan kitapun harus memperhatikan prinsip - prinsip, antara lain
1. Menggunakan
suatu ukuran yang umum nilai mata uang, menyatakan segala sesuatu dalam bentuk
moneter (Kurs).
2. Perhitungkan
hanya perbedaan
a. Menyederhanakan
alternatif yang dievaluasi dengan mengesampingkan biaya-biaya umum
b. Sunk
cost (biaya yang telah lewat) dapat diabaikan
3. Evaluasi
keputusan yang didapat dipisah secara terpisah (keputusan finansial dan
investasi)
4. Mengambil
sudut pandang sistem (sektor swasta atau sektor publik)
5. Menggunakan
perecanaan kedepan yang umum (membandingkan alternatif dengan bingkai yang
sama).
D. Tahapan
Pengambilan Keputusan
Pengambilan
keputusan yang rasional merupakan keputusan yang komplek dan beragam. Ada 8
tahapan yang harus dilakukan dalam pengambilan sebuah keputusan
1. Mengenali
Masalah
Jhon
Dewey seorang filsuf Amerika mengatakan
“suatu
masalah yang didefinisikan secara benar adalah masalah yang sebagian telah
terselesaikan”
Itu
berarti hanya masalah yang telah dikenali dengan benarlah yang berpotensi untuk
diselesaikan, tanpa mengenali masalah dengan benar kita akan tersesar sehingga
solusi yang tepat tidak akan pernah tercapai.
2. Menetapkan
Tujuan dan Sasaran
Masalah
adalah situasi yang menghambat tercapainya suatu tujuan yang telah ditentukan
dalam sebuah perusahaan berbagai masalah utama akan terkait dengan tidak
tercapai sebuah profit, dan masalah yang dihadapi para individu umumnya terkait
dengan tidak tercapainya kepuasan. Tujuan yang bersifat umum seringkali
diuraikan menjadi tujuan yang sempit, spesifik, dan kuantitatif.
3. Menyusun
Data yang Relevan
Sebuah
keputusan yang terbaik adalah keputusan yang dibuat dengan memanfaatkan
informasi yang tepat yang didapat dengan menyusun berbagai data yang lebih
akurat dan relevan. Dalam mengembangkan informasi itu analis harus dapat data
yang relevan dan bisa menentukan apakah nilainya sesuai dengan biaya yang
dikeluarkan untuk memperolehnya. Menyusun data yang relevan adalah pekerjaan
yang sangat sulit.
4. Mengidentifikasi
Alternatif yang Layak
Dari
sekian banyak cara penyelesaian masalah, hanya ada sebagian alternatif yang
layak dipertimbangkan sebagai solusi potensial, namun demikian perlu
kehati-hatian untuk tidak menentukan alternatif terbaik pada tahap ini, jika
itu terjadi maka solusi yang didapatkan mungkin bukan yang terbaik. Ada
berbagai alternatif yang dengan mudah dieliminasi dengan alasan yang sangat
jelas seperti ketiadaan material, keterbatasan teknologi, dan keterbatasan
waktu.
5. Menetapkan
Kriteria Penilaian Alternatif
Dengan
menggunakan alternatif terbaik dipilih dengan menilai berdasarkan berbagai
kriteria tertentu, kata terbaik menunjukan bahwa penilaian pada dasarnya bisa
bersifat kualitatif meliputi spektrum paling buruk, buruk, cukup, baik, lebih
baik, paling baik. Dengan demikian baik atau buruk suatu alternatif akan
bersifat relatif.
6. Membangun
Model Keterhubungan
Sebuah
elemen yang telah diidentifikasi (tujuan, data informasi, alternatif potensial,
dan kriteria) digabungkan mejadi model matematika yang menunjukan hubungan
antara variabel dan kemudian dipresentasikan.
7. Memprediksi
Keluaran Alternatif
Model
yang telah dibangun tersebut digunakan untuk memprediksi keluaran (outcome)
dari setiap alternatif, perlu diingat bahwa setiap alternatif itu bisa
menghasilkan keluaran yang beragam. Tapi guna menghindari komplikasi yang tidak
perlu maka pengambilan keputusan diasumsikan menggunakan keluaran tunggal, dan
keluaran-keluaran lain diabaikan.
8. Memilih
Alternatif Terbaik
Memilih
alternatif terbaik berdasarkan berbagai kriteria yang telah ditetapkan,
pengambilan keputusan ini harus dilakukan secara hati-hati dan banyak diyakini
bahwa solusi yang terbaik untuk masalah ini telah ditentukan dengan seksama.
9. Audit
Pasca Pengambilan Keputusan
Ini
sangat penting dilakukan untuk menjamin apa yang seharusnya diproyeksikan akan
tercapai. Jika semua pihak yang terlibat dalam menyelesaikan suatu masalah itu
menyadari bahwa rekomendasi mereka akan diaudit tingkat keberhasilannya.
Untuk
menilai suatu alternatif dapat dilakukan denga cara yang berbeda, sebagai
berikut
1. Menghasilkan
paling sedikit kerusakan
2. Memperbaiki
distribusi kekayaan penduduk
3. Menggunakan
uang secara efisien dan ekonomis
4. Meminimasi
pengeluaran uang
5. Memastikan
bahwa yang mendapat benefitdari keputusan yang lebih banyak daripada yang
menderita akibat keputusan yang itu
6. Meminimasi
waktu pencapaian tujuan
7. Meminimasi
pengangguran.
E. Analisis
Dalam Pengambilan Keputusan
Dalam
sistem produksi, fungsi dan peran yang harus dijalankan oleh manager adalah
mengambil berbagai keputusan terhadap hal – hal yang berkaitan dengan
alternatif tindakan yang harus dilaksanakan oleh proses produksi. Ada beberapa
faktor yang ada di dalam kondisi secara nyata cenderung untuk mendapat derajat
kesulitan dan kompleksitas dari keputusan yang harus diambil, contohnya
1. Faktor
ketidakpastian mengenai kondisi yang akan datang, dim ana hal ini seringkali
membawa kesulitan dalam bentuk penetapan potensi maupun kapasitas produksi yang
terpasang harus direalisasikan.
2. Kebutuhan
untuk memperhatikan berbagai macam kriteria yang harus dipenuhi seperti
kuantitas, kualitas, biaya dan sebagainya.
3. Tekanan-tekanan
yang berkaitan dengan kecepatan waktu pengambilan keputusan, dimana seringkali
hal ini akan menghasilkan keputusan yang tidak tepat teliti dan jauh di luar
harapan yang ada.
4. Adanya
konflik-konflik yang sedang terjadi dan yang timbul akibat keanekaragaman
pendapat atau pandangan opini dari berbagai pihak yang dilibatkan dalam proses
pengambilan suatu keputusan tersebut. Hal semacam ini terjadi akibat adanya
perbedaan latar belakang maupun interest berbagai pihak didalam melihat
permasalahan yang harus dipecahkan dan diputuskan.
Meskipun
banyak kesulitan dan kendala yang harus dihadapi, manajemen harus melakukan
studi, analisis, evaluasi dan dilanjutkan dengan pengambilan keputusan. Setiap
permasalahan yang harus dihadapi dan harus dipecahkan, terlebih dahulu harus
dianalisis dan dikembangkan alternatif-alternatif kelayakannya, baik secara
teknis ataupun ekonomis, untuk kemudian diputuskan yang paling layak.
Suatu
rancangan ataupun proposal dari proyek, akan dievaluasi berdasarkan efisiensi
teknik (fisik) ataupun efisiensi ekonomis. Disisi lain efisiensi ekonomis
meskipun juga dinyatakan sebagai perbandingan output per input, tetapi dalam hal
ini dinyatakan dalam unit satuan ekonomis (uang).
F. Proses
Pengambilan Keputusan
Banyak
jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi. Seperti bagaimana
membuat suatu produk, bagaimana memelihara mesin, bagaimana menjamin kualitas
produk dan bagaimana membentuk hubungan yang saling menguntungkan dengan
pelanggan.
Dengan keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar pemikiran harus dikembangkan untuk menetapkan siapa saja yang memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusan dalam organisasi.
Pemikiran tersebut didasarkan pada dua faktor berikut
Dengan keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar pemikiran harus dikembangkan untuk menetapkan siapa saja yang memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusan dalam organisasi.
Pemikiran tersebut didasarkan pada dua faktor berikut
1. Sejauh
mana keputusan yang diambil akan mempengaruhi pihak lain.
2. Tingkat
manajemen.
Keputusan
yang diambil mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap organisasi secara
umum, tetapi bisa saja sebaliknya. Semakin banyak pengaruh keputusan yang
diambil terhadap organisasi tersebut, semakin vital keputusan tersebut.
Tingkatan pada manajemen menuntuk pada manajemen tingkat bawah, menengah, dan
atas. Dasar pemikiran untuk menentukan siapa yang akan mengambil keputusan
adalah semakin besar pengaruh keputusan yang diambil terhadap organisasi (yang
artinya semakin vital keputusan tersebut) maka semakin tinggi tingkatan manajer
yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan tersebut.
Walaupun seseorang wirausahawan memiliki tanggung jawab dalam pembuatan keputusan tertentu, tidak berarti ketika mengambil keputusan tidak membutuhkan bantuan orang lain, terutama anggota organisasinya.
Walaupun seseorang wirausahawan memiliki tanggung jawab dalam pembuatan keputusan tertentu, tidak berarti ketika mengambil keputusan tidak membutuhkan bantuan orang lain, terutama anggota organisasinya.
Sebuah
cara yang disebut “konsensus” yang biasa digunakan wirausahawan untuk mendorong
anggota organisasi terlibat dalam pengambilan keputusan tertentu. Konsensus
adalah persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua individu yang
terlibat didalamnya. Konsensus biasanya terjadi setelah pertimbangan dan
pembahasan mendalam yang lama oleh anggota – anggota dari kelompok yang
mengambil keputusan. Keputusan melalui konsensus memiliki kelebihan dan
kekurangan.
a. Kelebihan
:
Seorang
wirausaha dapat lebih memanfaatkan perhatian pada konsep, sementara anggota
organisasi lainnya mengembangkan konsep dasar tersebut menjadi sebuah keputusan
konkrit dan dapat diambil.
b. Kekurangan
:
Terlalu
banyak orang yang dilibatkan, amak pengambilan keputusan memakan waktu yang
relatif lama dan biayanya yang relatif mahal.
Kriteria
pengambilan Keputusan.
Menurut
konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman perilaku para
pembuat keputusan itu dapat dikelompokkan menjadi beberapa kategori, sebagai
berikut
1. Nilai-nilai
Politik
Pembuat
keputusan mungkin melakukan penilaian atas altematif kebijaksanaan yang
dipilihnya dari sudut pentingnya altematif-altematil itu bagi partai politiknya
atau bagi kelompok-kelompok klien dari badan atau organisasi yang dipimpinnya.
Keputusan-keputusan yang lahir dari tangan para pembuat keputusan seperti ini
bukan mustahil dibuat demi keuntungan politik’ dan kebijaksanaan dengan
demikian akan dilihat sebagai instrumen untuk memperluas pengaruh-pengaruh
politik atau untuk mencapai tujuan dan kepentingan dari partai politik atau
tujuan dari kelompok kepentingan yang bersangkutan.
2. Nilai
– nilai organisasi
Para
pembuat keputusan, khususnya birokrat (sipil atau militer) mungkin dalam
mengambil keputusan dipengaruhi oleh nilai-nilai organisasi di mana ia terlibat
di dalam organisasi, badan administrasi, menggunakan berbagai bentuk ganjaran
dan sanksi dalam usahanya untuk memaksa para anggotanya menerima, dan bertindak
sejalan dengan nilai-nilai yang telah digariskan oleh organisasi. Sepanjang
nilai-nilai semacam itu ada, orang-orang yang bertindak selaku pengambil
keputusan dalam organisasi itu kemungkinan akan dipedomani oleh
pertimbangan-pertimbangan semacam itu sebagai perwujudan dari hasrat untuk
melihat organisasinya tetap lestari, unuk tetap maju atau untuk memperlancar
program-program dan kegiatan-kegiatannya atau atau untuk mempertahankan
kekuasaan dan hak-hak istimewa yang selama ini dinikmati.
3. Nilai
- nilai Pribadi
Hasrat
untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan finansial, reputasi
diri atau posisi historis kemungkinan juga digunakan oleh para pembuat
teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan. Para politisi yang
menerima uang sogok untuk membuat kepurusan tertentu yang menguntungkan si
pemberi uang sogok, misalnya sebagai hadiah pemberian perizinan atau
penandatanganan kontrak pembangunan proyek tertentu, jelas mempunyai
kepentingan pribadi dalam benaknya. Seorang presiden yang mengatakan di depan
para wartawan bahwa ia akan menggebut siapa saja yang bertindak
inkonstirusional, jelas juga dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan
pribadinya’misalnya agar ia mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa
sebagai seseorang yang konsisten dan nasionalis.
4. Nilai
– nilai Kebijaksanaan
Dari
perbincangan di atas, satu hal hendaklah dicamkan, yakni janganlah kita
mempunyai anggapan yang sinis dan kemudian menarik kesimpulan bahwa para
pengambil keputusan politik inr semata-mata hanyalah dipengaruhi oleh
pertimbangan-penimbangan demi keuntungan politik, organisasi atau pribadi.
Sebab, para pembuat keputusan mungkin pula bertindak berdasarkan atas penepsi
mereka terhadap kepentingan umum atau keyakinan tertentu mengenai kebijaksanaan
negara apa yang sekiranya secara moral tepat dan benar. Seorang wakil rakyat yang
mempejuangkan undang-undang hak kebebasan sipil mungkin akan bertindak sejalan
dengan itu karena ia yakin bahwa tindakan itulah yang secara moral benar, dan
bahwa persamaan hak-hak sipil itu memang merupakan tujuan kebijaksanaan negara
yang diinginkan, tanpa mempedulikan bahwa perjuangan itu mungkin akan
menyebabkannya mengalami resiko-resiko politik yang fatal.
5. Nilai
- nilai Ideologis
Ideologi
pada hakikatnya merupakan serangkaian nilai-nilai dan keyakinan yang secara
logis saling berkaitan yang mencerminkan gambaran sederhana mengenai dunia
serta berfungsi sebagai pedoman benindak bagi masyarakat yang meyakininya. Di
berbagai negara sedang berkembang di kawasan Asia, Afrika dan Timur Tengah
nasionalisme yang mencerminkan hasrat dari orang-orang atau bangsa yang
bersangkutan untuk merdeka dan menentukan nasibnya sendiri — telah memberikan
peran penting dalam mewamai kebijaksanaan luar negeri maupun dalam negeri
mereka. Pada masa gerakan nasional menuju kemerdekaan, nasionalisme telah
berfungsi sebagai minyak bakar yang mengobarkan semangat perjuangan bangsa di
negara – negara sedang berkembang melawan kekuatan kolonial.
Indonesia,
ideologi Pancasila setidaknya bila dilihat dari sudut perilaku politik regim,
telah berfungsi sebagai resep untuk melaksanakan perubahan sosial dan ekonomi.
Bahkan ideologi ini kerapkali juga dipergunakan sebagai instrumen pengukur
legitimasi bagi partisipasi politik atau partisipasi dalam kegiatan pembangunan
yang dilakukan oleh kelompok – kelompok dalam masyarakat.
G. Proses
Pemecahan Masalah
Masalah
ekonomi teknik memang bertujuan untuk membahas tentang jalan keluar atau solusi
bagi ilmu ekonomi ketika akan menghadapi berbagai masalah yang berhubungan
dengan ekonomi teknik. Masalah ekonomi yang terjadi di masyarakat sangat
banyak, dari mikro sampai yang makro. Secara singkat masalah ekonomi dapat
dirumuskan dalam tiga pertanyaan penting yaitu
1. Barang
apa yang akan diproduksi (What)
Dalam
pertanyaan ini mengandung arti bahwa ilmu ekonomi harus bisa menjawab barang
apa saja yang perlu diproduksi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Biasanya
prioritas pada barang kebutuhan pokok masyarakat kemudian ke tingkat kebuhan
yang lebih tinggi yaitu kebutuhan sekunder dan tersier. Jangan sampai barang
yang dibuat tidak dapat memenuhi kebutuhan, kalau ini bisa terjadi bisa
menimbulkan hal-hal negatif, yaitu: inflasi dan kalau dalam bidang pangan bisa
menyebabkan kelaparan atau kurang gizi.
2. Bagaimana
barang diproduksi (Who)
Pertanyaan
ini berkaitan dengan strategi-strategi yang harus dibuat oleh produsen dalam
membuat barang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Strategi ini dibuat untuk bisa
produksi yang dihasilkan dengan efisien serta memanfaatkan sumber daya yang
ada. Sumber daya itu terdiri dari 4 faktor produksi yang terdiri atas sumber
daya alam, tenaga kerja, modal dan wirausaha. Efisiensi produksi dapat
menciptakan hasil produksi yang lebih bagus dan lebih murah.
3. Untuk
siapa barang dibuat (For Whom)
Barang
dan jasa yang diproduksi juga harus memperhatikan komposisi konsumen yang akan
dituju, misalnya produksi pakaian bayi, maka produksinya harus memperhitungkan
bayi ada didaerah sekitar. Hal ini penting karena supaya produksi dapat lebih
bermanfaat bagi masyarakat tanpa harus terjadi kekurangan atau kelabihan
produksi.
H. Studi Kasus
Menggunakan Ekonomi Teknik Berhubungan Dengan Teknik Elektro
Sebuah
perusahaan penyedia dan pemasangan instalasi sebuah bangunan, ingin memenangkan
sebuah tender untuk instalasi listrik sebuah bangunan gedung baru universitas
swasta. Pihak universitas swasta tersebut membuka tender tersebut secara umum
dengan harapan mendapat perusahaan penyedia dengan kualitas terbaik namun biaya
yang cukup murah.
Studi
kasus tersebut menyatakan bahwa yang akan memenangkaan tender adalah perusahaan
yang mementingkan kualitas pengerjaan namun tetap hemat biaya. Maka solusi
tersebut dapat dilakukan dengan pengajuan proposal dimana proposal tersebut
berisi ilmu ekonomi teknik dimulai dari tahapan
1. Perencanaan
anggaran dan komponen
2. Pembuatan
daftar kelompok kerja
3. Hasil
yang diharapkan.
Jika
perusahaan penyedia menerapkan langkah tersebut maka tinggal pihak universitas
untuk memutuskan dengan melihat aspek yang diajukan perusahaan melalui proposal
yang diberikan untuk merealisasikan perlu pemikiran dengan mengacu pada ilmu
ekonomi teknik.
Sumber Referensi
http://fazrimindset.blogspot.com/p/ekonomi-teknik.html,
diakses 15 Oktober 2016.
http://belajarekonomiteknik.blogspot.com/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_23.html, diakses 15 Oktober 2016.
http://jsuhartono.blogspot.com/2013/10/hubungan-ekonomi-teknik-dengan-elektro.html, diakses 15 Oktober 2016.
http://belajarekonomiteknik.blogspot.com/2012/09/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_23.html, diakses 15 Oktober 2016.
http://jsuhartono.blogspot.com/2013/10/hubungan-ekonomi-teknik-dengan-elektro.html, diakses 15 Oktober 2016.
http://gunadarma-dennysetiawan.blogspot.com/2011/10/ekonomi-tekhnik-8-langkah-dalam.html,diakses
15 Oktober 2016.
Komentar
Posting Komentar